Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) untuk menekan beban utang. Aksi korporasi ini akan dilakukan dengan menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement.
Nilai penerbitan OWK mencapai Rp 15 triliun. Sebelumnya, FREN telah merampungkan penerbitan OWK tahap I dan II, masing-masing senilai Rp 4,7 triliun dan Rp 9 triliun.
Mengutip prospektus perusahaan ini, Selasa (17/10), OWK III FREN terdiri dari empat seri. Seluruh OWK III akan dikonversi jadi saham seri C baru yang akan dikeluarkan dari portopel FREN.
FREN akan menerbitkan 150 miliar saham atau setara sekitar 49,07% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Apabila seluruh OWK III yang telah diterbitkan dikonversi sepenuhnya menjadi saham seri C, maka pemegang saham FREN akan mengalami dilusi kepemilikan sebesar 49,07%.
OWK III FREN memiliki bunga 0% setiap tahun. Lalu, jangka waktu konversi OWK menjadi saham ditetapkan selama lima tahun. FREN akan meminta persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 November mendatang.
Setelah rencana ini disetujui, FREN memiliki jangka waktu selama dua tahun sejak tanggal RUPSLB guna mengeksekusi rencana private placement tersebut.
Belum dijelaskan siapa pihak yang bakal menjadi pemegang OWK III FREN nanti. Namun, dalam penerbitan OWK I dan II sebelumnya, pemegang saham lama FREN menjadi pihak yang mengkonversi OWK perusahaan.
Adapun pemegang saham FREN saat ini adalah, PT Global Nusa Data selaku pemegang 27,40% saham FREN, PT Bali Media Telekomunikasi sebesar 31,13%, PT Wahana Inti Nusantara sebesar 29,65%. Sementara itu, publik mengempit 11,81% saham FREN.
Jika OWK III telah diterbitkan dan dikonversi seluruhnya, maka komposisi pemegang saham FREN adalah, Global Nusa Data sebesar 9,30%, Bali Media Telekomunikasi 10,56%, Wahana Inti Nusantara 10,06%, publik 4,01%, dan pemegang OWK III 49,07%.
Penerbitan OWK ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja FREN. Maklum, sejak 2007 hingga 2010, kinerja FREN tertekan karena persaingan ketat di industri telekomunikasi. Lalu pada 2011, Grup Sinarmas mengambilalih FREN.
Sejak saat itu, perbaikan kinerja mulai terlihat. FREN mampu meningkatkan pendapatannya hampir empat kali lipat dalam rentang waktu tahun 2011 hingga tahun 2016 atau rata-rata meningkat 31% setiap tahunnya.
Namun, besarnya beban bunga utang dan beban depresiasi membuat FREN terus merugi hingga saat ini. Bahkan, modal kerja bersih negatif dan total liabilitas FREN telah mencapai lebih dari 80% dibandingkan total aset perusahaan.
Makanya, dana dari penerbitan OWK III nantinya akan digunakan untuk untuk membiayai modal kerja, menyelesaikan kewajiban dan belanja modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News