kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Smartfren rugi Rp 1,22 triliun pada semester I-2020, berikut penyebabnya


Jumat, 24 Juli 2020 / 15:28 WIB
Smartfren rugi Rp 1,22 triliun pada semester I-2020, berikut penyebabnya
ILUSTRASI. Sales Promotion Girl (SPG) saat menunjukkan eSim Smartfren


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Operator telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) masih mencatatkan rugi bersih pada semester I-2020. Bahkan, jumlah rugi bersih ini naik 14% secara tahunan, dari Rp 1,07 triliun menjadi Rp 1,22 triliun.

Merujuk laporan keuangan Smartfren Telecom per akhir Juni 2020, peningkatan rugi bersih ini antara lain disebabkan oleh adanya kerugian kurs mata uang asing serta kenaikan beban bunga dan keuangan lainnya. 

Pada paruh pertama 2020, FREN mencatatkan rugi kurs mata uang asing sebesar Rp 75,07 miliar. Padahal, pada semester I 2019, FREN masih meraih keuntungan kurs valuta asing hingga Rp 170,81 miliar.

Baca Juga: Dukung belajar dari rumah, Smartfren rilis Booster Unlimited dengan harga terjangkau

Ditambah lagi, terjadi lonjakan pada beban bunga dan keuangan lainnya sebesar 130% year on year (yoy) sepanjang Januari-Juni 2020. Beban tersebut lantas naik signifikan, dari Rp 180,95 miliar menjadi Rp 416,18 miliar.

Kerugian yang masih dicatatkan Smartfren Telecom juga tak terlepas dari jumlah beban usaha yang meningkat. Pada semester I-2020, besaran beban usaha FREN mencapai Rp 5,17 triliun atau lebih tinggi 20% dibanding beban usaha pada periode sama tahun 2019 yang sebesar Rp 4,31 triliun.

Semua beban yang ada di dalamnya memang terlihat meningkat. Mulai dari beban penyusutan dan amortisasi, beban operasi serta pemeliharaan dan jasa telekomunikasi, beban penjualan dan pemasaran, beban karyawan, hingga beban umum dan administrasi.

Akan tetapi, meski masih membukukan rugi usaha dan rugi bersih, FREN berhasil meraih kenaikan pendapatan usaha pada semester I 2020 sebesar 42% yoy, dari Rp 3,03 triliun menjadi Rp 4,3 triliun. Semua lini bisnis yang FREN jalani, menunjukkan kenaikan yang berkisar antara 36%-1.089,6% yoy.

Secara rinci, bisnis jasa telekomunikasi data yang berkontribusi 91% terhadap pendapatan FREN tumbuh 36,4% yoy, dari 2,87 triliun menjadi Rp 3,91 triliun. Kemudian, bisnis jasa telekomunikasi non data yang menyumbang 5% pendapatan FREN meningkat 71,6% yoy, dari Rp 131,98 miliar menjadi Rp 226,53 miliar.

Pertumbuhan tertinggi ditorehkan oleh bisnis lain-lain, yakni sebesar 1.089,6% yoy, dari Rp 8,56 miliar menjadi Rp 101,83 miliar. Disusul bisnis jasa interkoneksi yang melesat 199,7% yoy menjadi Rp 61,7 miliar dari sebelumnya Rp 20,58 miliar. Meskipun begitu, masing-masing lini bisnis ini baru menyumbang 2% dan 1% terhadap total pendapatan FREN.

Baca Juga: Bisnis layanan internet home broadband masih melaju kencang

Terkait dengan pandemi Covid-19, manajemen FREN mengungkapkan, kebijakan yang membatasi kegiatan masyarakat di beberapa daerah memang berimbas pada kegiatan bisnis dan operasional Smartfren Telecom di beberapa aspek. 

"Akan tetapi, berdasarkan penilaian yang dilakukan pada saat laporan ini diterbitkan, manajemen Smartfren Telecom tidak melihat adanya ketidakpastian material yang akan menimbulkan kerugian yang signifikan terhadap bisnis dan operasionalnya," tutur manajemen FREN dalam laporan keuangan per Juni 2020.

Kondisi tersebut juga tidak menimbulkan keraguan signifikan atas kemampuan Smartfren Telecom untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Meskipun begitu, manajemen akan terus memantau perkembangan situasi terkini akibat pandemi Covid-19 dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi dampak tersebut terhadap bisnis dan operasi perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×