kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.800   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Sistem kabel bawah laut Asia Tenggara-Australia siap, ini manfaatnya bagi ISAT


Jumat, 14 Juni 2019 / 09:02 WIB
Sistem kabel bawah laut Asia Tenggara-Australia siap, ini manfaatnya bagi ISAT


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT, anggota indeks Kompas100) bersama dengan AARNet, Google, Singtel, SubPartners, dan Telstra dapat segera menggunakan sistem kabel bawah laut INDIGO. Alasannya, sistem kabel bawah laut yang menghubungkan Asia Tenggara dan Australia ini telah diuji coba dan siap beroperasi.

Sebagai informasi, proyek sistem kabel bawah laut INDIGO adalah perjanjian kerja sama antara konsorsium yang tersebut di atas dengan Alcatel Submarine Networks (ASN) sejak April 2017. Sistem kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura, Perth, dan Sydney ini terdiri dari Indigo West (Singapura ke Perth) dan Indigo Central (Perth ke Sydney) dengan panjang masing-masing 4.600 km.

Selain itu, ada juga dua pasangan serat tambahan yang menghubungkan Singapura dan Jakarta melalui unit percabangan.

Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/6), anggota konsorsium mengklaim sistem kabel INDIGO menggunakan teknologi berbagi spektrum tercanggih. Dengan teknologi ini, anggota konsorsium dapat meningkatkan jaringan dan kapasitasnya sesuai permintaan..

Sistem kabel bawah laut dengan total panjang 9.200 km ini dinilai akan memperkuat konektivitas antara Australia dan pasar Asia Tenggara yang meningkat cepat. Di samping itu, teknologi ini juga memberikan latensi yang lebih rendah dan layanan komunikasi yang lebih andal.

Sebagai gambaran, dengan menggunakan teknologi optik koheren saat ini, kabel dapat mendukung hingga 36 terabyte (TB) per detik. Jumlah ini setara dengan secara bersamaan streaming jutaan film per detik.

Menurut TeleGeography, permintaan bandwidth antara Asia dan Australia akan mencapai 75 Tbps pada 2025. Oleh karena itu, sistem kabel bawah laut INDIGO akan membantu memenuhi permintaan yang meningkat atas konektivitas langsung antara Singapura dan Australia.

Chief Technology and Information Indosat Ooredoo Dejan Kastelic mengatakan, pihaknya sangat senang dengan kesiapan INDIGO. Menurut dia, hal ini akan mendiversifikasi koneksi internasional Indosat Ooredoo di seluruh Australia dan pasar Asia Tenggara yang tumbuh cepat.

Sistem ini juga dapat melayani peningkatan permintaan lalu lintas data dan memperluas peluang bagi pelanggan Indosat Ooredoo, baik yang berbentuk korporasi maupun ritel. "Ini mendukung visi kami untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terkemuka dengan menyediakan konektivitas data kelas dunia dan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×