kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.097   0,57   0,01%
  • KOMPAS100 1.061   -1,66   -0,16%
  • LQ45 834   -1,33   -0,16%
  • ISSI 215   0,18   0,08%
  • IDX30 426   -0,55   -0,13%
  • IDXHIDIV20 514   0,79   0,15%
  • IDX80 121   -0,21   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,28   -0,22%
  • IDXQ30 142   -0,01   0,00%

Sinyal positif dari saham sektor perbankan


Sabtu, 11 Maret 2017 / 13:15 WIB
Sinyal positif dari saham sektor perbankan


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Saham sektor keuangan mampu mencatat kenaikan lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektor keuangan naik 2,97% sejak awal tahun. Pertumbuhan ini melebihi pertumbuhan IHSG, yang cuma naik sekitar 1,77% pada periode yang sama.

William Surya Wijaya, Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities, mengatakan, pertumbuhan saham sektor bank tak lepas dari prospek kinerja tahun 2017 yang akan membaik. Sektor finansial tahun lalu sudah banyak tertekan. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, kinerja sektor keuangan, khususnya sektor perbankan, akan pulih.

Kenaikan harga saham terjadi di saham bank lapis atas dan lapis menengah. Emiten bank kelas menengah bakal memiliki banyak aksi korporasi untuk menambah modal. Tahun ini, beberapa emiten perbankan merencanakan rights issue.

Total nilainya bisa mencapai Rp 13 triliun. Hal ini mendorong pergerakan saham-saham perbankan. "Walaupun sudah naik harga sahamnya, tapi ruang pertumbuhan kenaikan saham bank masih besar," ujar William kepada KONTAN, Jumat (10/3).

Analis NH Korindo Bima Setiaji bilang, salah satu katalis positif yang mendorong pesona saham perbankan adalah rasio non performing loan (NPL) atawa kredit macet yang mulai membaik. "Potensi kredit macet berkurang karena ekonomi Indonesia rebound. Dengan kondisi ekonomi bagus, penyaluran kredit menjadi lebih baik," kata Bima.

Apalagi, ia menilai puncak kredit macet sudah terjadi tahun lalu, sehingga seharusnya di tahun ini, akan ada perbaikan NPL. Meski investor asing masih mengambil posisi hati-hati, ada beberapa saham berkapitalisasi besar yang berada dalam tren naik. Tapi, penguatan harga saham terbatas.

Harsh Wardhan Modi, Analis JP Morgan, dalam risetnya 8 Maret 2017 mengungkapkan, sektor perbankan sudah mendekati siklus akhir NPL tinggi. Dia masih menjagokan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Modi juga menunggu kejelasan dampak positif NPL di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan menanti dampak positif dari kenaikan suku bunga terhadap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Baik BBCA dan BMRI masih diberi rekomendasi netral. "Inflasi yang lebih tinggi membuka peluang untuk kenaikan suku bunga kuartal selanjutnya," tulis dia.

Bima menjagokan saham perbankan badan usaha milik negara (BUMN), yakni BBNI dan BBTN. Ini lantaran BBNI telah menurunkan kredit macet besar-besaran sehingga NPL tahun lalu mencapai 3,1%.

Bima melihat bahwa risiko NPL BBNI akan berada di bawah 3% tahun ini. Sementara itu BBTN kemungkinan besar akan terkerek dari penyaluran kredit properti.

Bima merekomendasikan buy untuk saham BBNI dan BBTN dengan target harga masing-masing Rp 6.900 dan Rp 2.430 per saham. Modi merekomendasikan overweight untuk BBRI dan BBNI dengan target harga masing-masing Rp 13.500 dan Rp 6.700 per saham. William memberi rekomendasi buy untuk BBTN, BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×