kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Singer Ganti Nama dan Haluan Bisnis


Jumat, 24 April 2009 / 12:22 WIB


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tiba saatnya para investor mengucapkan selamat tinggal kepada PT Singer Indonesia Tbk. Emiten yang dulu menjual mesin jahit ini telah berganti nama menjadi PT Singlettera Tbk. Kendati namanya berubah, kode saham emiten itu tetap SING.

Setelah berganti nama, SING juga akan mengubah bisnisnya menjadi agen penjual pita frekuensi (bandwith). Dalan menjalankan bisnis baru ini, SING akan menggandeng PT NAP Info Lintas Nusa, penyedia bandwith.

Sebagai permulaan, SING akan menjual bandwith 155 megabyte. "Kami akan menaikkan penjualan 150 megabyte per tahun," kata Gino J. Korompis, Direktur Utama Singlettera, kemarin.

Dengan mengandalkan bisnis baru ini, SING berharap bisa meraih pendapatan Rp 5,3 miliar dan laba bersih Rp 371 juta pada tahun ini. Hingga 2013 nanti, SING optimistis bisa mencatatkan pendapatan Rp 8 miliar dan laba bersih Rp 2 miliar. Sebagi pembanding, tahun lalu, SING harus merugi bersih Rp 1,6 miliar.

SING membutuhkan banyak dana untuk membiayai operasionalnya. Padahal, per 31 Desember 2008, kas dan setara kas SING hanya Rp 3,6 miliar. "Kekurangannya akan kami cari nanti. Tapi saya belum tahu bentuknya apa," kata Gino.

Selain berganti haluan bisnis, SING juga akan memecah nilai nominal saham alias stock split dengan rasio 1:10 atau setiap satu saham akan dipecah menjadi 10 saham. Saat ini, nilai nominal saham SING Rp 1.000 per saham. Pasca stock split, nilai nominal saham SING menjadi Rp 100 per saham.

Gino mengatakan, aksi stock split ini bertujuan untuk mematuhi peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mewajibkan jumlah saham beredar di pasar minimal 50 juta saham. Per 31 Maret 2009, jumlah saham beredar SING hanya mencapai 7,97 juta saham. Dengan stock split ini, jumlah saham SING yang beredar akan menjadi 79,7 juta.

Rencana aksi korporasi ini telah mendapat restu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kini, mereka sedang menanti izin stock split dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Gino berharap, saham SING juga jadi lebih likuid pasca stock split dan memikat investor.

Khrisna D. Setiawan, Analis Valbury Asia Securities berpendapat, stock split tak serta merta membuat saham SING menarik. Ukuran daya tarik emiten tetap berdasarkan kinerja. "Selain itu, SING harus lebih sering memperkenalkan diri ke publik," kata Khrisna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×