Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Grup Sinar Mas mengantongi pinjaman lebih dari US$ 1,5 miliar untuk mendanai ekspansi bisnis beberapa anak usahanya. Sinar Mas memperoleh pinjaman tersebut dari dua bank asal China yakni China Development Bank (CDB) dan ICBC Financial Leasing Co., Ltd.
Sinar Mas menyalurkan kredit tersebut ke beberapa anak usaha yang bergerak di bidang pembangkit listrik, pengolahan bubur kertas (pulp paper), dan telekomunikasi.
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memperoleh kesepakatan pinjaman US$ 510 juta dari CDB. Nilai pinjaman ini setara 75% dari total plafon pinjaman yang senilai US$ 680 juta.
DSSA akan menggunakan dana ini untuk pengembangan pembangkit listrik di Sumatera Selatan (Sumsel) dan Sulawesi Selatan (Sulsel). Seperti, pembangkit listrik mulut tambang Sumsel-5 Musi Banyuasin berkapasitas 1x300 mega watt (MW). Total nilai investasi mencapai US$ 480 juta.
Tampaknya ini lanjutan proyek yang sudah digarap. Sebelumnya, melalui anak usaha DSSA, PT DSSP Power Sumsel, perseroan telah meneken kesepakatan pinjaman senilai US$ 318 juta dr CDB. Dana ini digunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik mulut tambang di Sumsel dengan kapasitas 2x150 MW.
"Kesepakatan ini semakin memperkuat hubungan kami dengan lembaga keuangan dari China," ujar Franky O Widjaja, Board of Member of Sinar Mas dan Vice Chairman Sinar Mas dalam pernyataan resminya, Jumat (27/3).
Ada juga proyek pembangkit listrik Kendari-3 berkapasitas 2x50 MW. Proyek ini memiliki nilai investasi US$ 200 juta.
Untuk mengembangkan bisnis pulp, Sinarmas mengantongi pinjaman US$ 350 juta dan 2,1 miliar renminbi (RMB). Jumlah ini setara dengan US$ 700 juta.
Seperti diketahui, melalui PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), Sinar Mas berencana membangun pabrik bubur kertas dan tisu berkapasitas 2 juta ton per tahun. Pabrik yang ada di Ogan Komering Ilir ini ditaksir akan menelan ongkos US$ 3 miliar.
Bisnis telekomunikasi Sinar Mas juga kebagian jatah. Melalui PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), grup yang didirikan Eka Tjipta Widjaja ini memperoleh pinjaman senilai US$ 300 juta dari CDB.
Sebelumnya, emiten halo-halo ini sudah meneken perjanjian pinjaman dengan total nilai US$ 700 juta.
Beberapa waktu lalu, Gandhi Sulistiyanto, Managing Director Group Sinar Mas, mengatakan dalam jangka menengah pihaknya membutuhkan dana investasi sekitar US$ 4,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News