Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) baru saja memperoleh pinjaman untuk membayar utang jatuh temponya. Emiten perkebunan ini berutang Rp 800 miliar kepada sang induk Indofood Agri Resources Ltd yang perjanjiannya ditandatangai Senin lalu (24/11).
Pinjaman tersebut memiliki tenor 36 bulan. Suku bunga pinjamannya sama dengan pinjaman jangka panjang dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dus, SIMP akan membayar bunganya setiap 6 bulan.
"Pertimbangan dilakukannya transaksi pinjaman tersebut mengingat antara lain biaya pinjaman dari lembaga keuangan perbankan dan pembiayaan melalui penerbitan obligasi relatif lebih tinggi," ucap Direktur Utama SIMP Mark Julian Wakeford, dalam pengumuman, Rabu (26/11).
Rencananya, SIMP akan menggunakan pinjaman itu untuk melunasi utang pokok obligasi I tahun 2009 sebesar Rp 452 miliar dan sukuk ijarah I tahun 2009 senilai Rp 278 miliar. Dua surat utang tersebut akan memasuki jatuh tempo 1 Desember.
Lalu, SIMP akan menggunakan sisanya Rp 70 miliar untuk kebutuhan modal kerja perseroan. Wakeford beralasan, ini supaya tidak mengganggu kas internal yang diperlukan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex). Pada kuartal ketiga, kas dan setara kas SIMP tercatat Rp 2,2 triliun.
SIMP mencatat utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun sebesar Rp 1,45 triliun. Di situ, utang bank bernilai Rp 729,75 miliar dan utang obligasi Rp 729,63 miliar.
Utang bank jangka pendeknya antara lain Rp 1,25 triliun dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang jatuh tempo Juni 2015, Rp 300 miliar dari BCA yang jatuh tempo Desember 2014, dan US$ 20 juta yang ditarik dalam Rupiah dari PT Bank Rabobank International Indonesia yang jatuh tempo Juli 2015.
Entitas anak SIMP pun memiliki utang Rp 703 miliar dari BCA yang jatuh tempo Desember 2014, US$ 16 juta yang ditarik dalam Rupiah dari PT Bank Rabobank International Indonesia yang jatuh tempo Juli 2015, dan Rp 100 miliar dari Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited.
SIMP juga memiliki utang Dollar US$ 100 juta dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation cabang Singapura, dan US$ 35 juta dari Citibank. Dua pinjaman ini akan jatuh tempo di Maret 2015.
Lebih lanjut, SIMP mencatat utang bank jangka panjang sebesar Rp 3,43 triliun. Pinjaman dengan jatuh tempo terdekatnya adalah Agustus 2015. Ini adalah US$ 20 juta dari PT Bank ANZ Indonesia dan US$ 10 juta dari Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News