kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak sentimen yang masih dapat mengerek harga CPO tahun ini


Senin, 23 Agustus 2021 / 10:42 WIB
Simak sentimen yang masih dapat mengerek harga CPO tahun ini
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas truk di Mamuju Tengah , Sulawesi Barat. ANTARA FOTO/ Akbar Tado/wsj.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah dalam perdagangan pekan lalu. Pada Jumat (20/8) harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia kontrak November 2021 berada di angka MYR 4.265 per ton, angka ini turun 5,45% dari MYR 5.100 pada Jumat (13/8).

Founder Traderindo.com Wahyu Laksana mengatakan, secara umum harga komoditas sedang terkoreksi, seperti minyak mentah, kedelai atau minyak kedelai, dan edible oil. Sehingga, wajar apabila harga CPO ikut melemah.

Akan tetapi, dengan CPO masih berada di atas angka MYR 4.000 per ton, menurutnya ini masih berada di level yang tinggi. Hal ini karena di sepanjang tahun ini, CPO berada dalam tren penguatan. 

Secara year to date CPO kontrak September sudah naik sebanyak 49,18%, dari MYR 2.859 per ton di akhir tahun lalu.

Wahyu melihat beberapa hal yang membuat harga CPO berada di dalam tren bullish sepanjang tahun ini, seperti membaiknya ekonomi pasca vaksinasi yang juga mendukung permintaan.

Baca Juga: Analis sebut harga CPO berpotensi mengalami fluktuasi, ini penyebabnya

“Penguatan permintaan ekspor dan pertumbuhan konsumsi domestik menjadi faktor utama penunjang kenaikan harga CPO, demand yang naik biasanya diikuti oleh kenaikan supply yang bisa jadi menahan harga dan rawan koreksi di level atas,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id.

Ke depannya, dengan pasokan yang lemah, dan data stok CPO dari Malaysia yang menurun diperkirakan akan mendorong harga minyak sawit lebih tinggi.

“Terutama setelah data MPOB menunjukkan bahwa produksi minyak sawit pada bulan Juli turun 5,1% menjadi 1,52 juta mt pada bulan tersebut dan sebagian besar sejalan dengan ekspektasi survei Platts,” katanya.

Wahyu menilai situasi industri kelapa sawit Malaysia saat ini masih sangat bergantung pada pekerja asing, terutama dari Bangladesh dan Indonesia. 

Akan tetapi, karena ada gelombang baru pandemi Covid-19 maka ia memperkirakan produksi CPO akan lebih rendah di tahun ini.

Wahyu menaksir harga CPO untuk tetap berada di angka MYR 4.000 per ton di akhir tahun masih memungkinkan.

Selanjutnya: Ingin Tingkatkan Transaksi, Bursa Berjangka Malaysia Gulirkan Sesi Malam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×