kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah hingga akhir tahun


Senin, 11 Oktober 2021 / 20:03 WIB
Simak sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Proyeksi rupiah di akhir tahun


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun diprediksi akan sangat bergantung pada kebijakan Federal Reserve. Langkah The Fed terkait tapering memang menjadi salah satu yang paling dinanti mata uang global termasuk rupiah.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, selain kebijakan tapering The Fed, bank sentral global lainnya diproyeksi juga akan mengambil langkah pengetatan moneter jelang akhir tahun ini.

Hal tersebut biasanya membawa angin segar bagi dolar Amerika Serikat. Hitungan Nanang, jika melemah, rupiah akan bertahan di area Rp 14.300 per dolar AS. Namun, rupiah pun masih berpotensi bergerak menguat ke area Rp 14.140 per dolar AS.

Dia menambahkan, segala sentimen yang datang dari Negeri Paman Sam bisa membuat the greenback menarik untuk disimpan dalam bentuk tunai sampai akhir tahun ini. Sentimen tapering dan libur akhir tahun akan membuat dolar AS unjuk gigi.

Dalam catatannya, pasangan mata uang yang menarik adalah GBP/IDR dan USD/IDR. Sentimen yang mempengaruhi keduanya adalah tapering dari bank sentral global khususnya The Fed dan libur akhir tahun.

Baca Juga: Hingga akhir tahun, rupiah bisa jadi yang paling kuat di Asia

“Kedua mata uang tersebut menarik, karena adanya kebijakan moneter yang diambil oleh The Fed dan juga Bank Sentral Inggris. Ini diperkirakan akan memberikan keuntungan terhadap mata uang tersebut menjadi lebih menarik, ditambah libur akhir tahun menjadi sebuah aksi yang positif bagi kedua mata uang tersebut,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Senin (11/10).

Sementara itu, sentimen dari dalam negeri yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah datang dari kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 10% menjadi 11% terhitung mulai 1 April 2022.

Kenaikan PPN ini akan berdampak pada kenaikan harga produk barang-barang di tahun depan, di sisi lain ini juga akan menahan pertumbuhan konsumsi. “Ada efek langsung dan efek turunannya, sedangkan konsumsi rumah tangga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi,” jelas Nanang.

Dia juga melihat Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah menyebut bahwa tujuan Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi.

Selanjutnya: Penyaluran FLPP lampaui target, ini bank penyalur terbanyak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×