kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak saham-saham yang dijagokan Erdhika Elit Sekuritas pada Agustus 2021


Kamis, 05 Agustus 2021 / 20:30 WIB
Simak saham-saham yang dijagokan Erdhika Elit Sekuritas pada Agustus 2021
ILUSTRASI. Seorang petugas kebersihan melintasi layar digital pergerakan saham di?Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga saat ini, sekitar 30% emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan kinerja semester I-2021.

Analis Erdhika Elit Sekuritas, Regina Fawziah memaparkan berdasarkan laporan keuangan semester satu, beberapa emiten mencatatkan kinerja keuangan yang cukup baik terutama sektor perbankan seperti BBCA, BMRI, BRIS, BBTN, dan BFIN.

Kemudian hal yang sama juga terjadi di sektor IDX healthcare seperti SAME, SILO, IRRA, KLBF, dan SIDO.

Selanjutnya, sektor industrials seperti EMTK dan ASII juga telah merilis laporan keuangannya. Namun dari keduanya, EMTK memiliki hasil yang cukup bagus baik dengan top line ataupun bottom line meningkat signifikan.

Kemudian sektor IDX Consumer non cyclycals sub industri platation and crops yakni AALI juga merilis laporan keuangan yang cukup bagus. Dari sektor infrastruktur, Regina menyebutkan hasil yang cukup baik juga dirasakan oleh EXCL dan ISAT. Lalu, sektor energi ada PTRO yang memiliki hasil yang cukup baik juga.

Terakhir, sektor IDX Consumer Cyclicals seperti MAPI dan RALS di tengah pandemi saat ini masih mencatatkan result yang cukup baik untuk kuartal II-2021," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (5/8).

Baca Juga: Outlook belum membaik, ini rekomendasi analis untuk saham Gudang Garam (GGRM)

Regina mamaparkan, untuk sektor perbankan katalis yang mendorong kinerja keuangan yang cukup baik bagi beberapa emiten tersebut diantaranya terkait katalis dari masing-masing emiten yang cukup positif. 

Sedangkan untuk sektor kesehatan katalis yang mendorong kenaikan dari kinerja keuangan emiten tersebut yakni terkait masih tingginya angka kasus Covid-19 di Indonesia. 

sektor perbankan katalis yang mendorong kinerja keuangan yang cukup baik bagi beberapa emiten tersebut diantaranya terkait katalis dari masing-masing emiten yang cukup positif. 

Sedangkan untuk sektor kesehatan katalis yang mendorong kenaikan dari kinerja keuangan emiten tersebut yakni terkait masih tingginya angka kasus Covid-19 di Indonesia.

"Hal ini mendorong demand akan obat-obatan dan pelayanan kesehatan cenderung masih tinggi. Menurut kami sampai dengan akhir tahun kinerja emiten sektor kesehatan masih akan cenderung optimistis meskipun tingkat vaksinasi terus berjalan dan tren kasus kemungkinan akan melandai hingga akhir tahun, namun kebutuhan akan obat-obatan dan pelayanan kesehatan menurut kami masih akan dibutuhkan dan masih memiliki demand yang cukup tinggi hingga akhir tahun," jabarnya.

Selain sektor perbankan dan kesehatan, EMTK dari sektor industrial juga mencatatkan kinerja yang cukup baik pada kuartal kuartal II-2021. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari pendapatan yang ditopang oleh iklan dan jasa kesehatan.

Segmen iklan memperoleh pemasukan Rp 2,58 triliun naik 17,8% year-on-year (yoy). Sementara segmen jasa kesehatan sebesar Rp 767,97 miliar atau naik 625% (yoy) per Juni 2021. Sedangkan untuk kontribusi terbesar dari pendapatan EMTK yakni penjualan barang malah turun sebesar 4,18% menjadi Rp 2,6 triliun.

Dengan kenaikan tersebut membuat nilai kapitalisasi pasar EMTK meningkat hingga Rp 167,07 triliun. Bahkan sepanjang tahun 2021, EMTK telah menguat hingga 95%.

Selain EMTK, menurutnya, ASII juga mencatatkan pertumbuhan laba yang positif dan cukup baik dengan katalis yang mendorong kenaikan kinerja pendapatannya yakni tekait kebijakan PPnBm 0% yang membuat penjualan kendaraan roda empat mengalami peningkatan, begitupun dengan roda dua. 

Hal ini tercermin juga dalam laju pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dalam kelompok reparasi mobil dan sepeda motor meningkat cukup signifikan pada kuartal II-2021 yakni sebesar 9,44%.

Baca Juga: Simak deretan saham pilihan Mirae Asset Sekuritas pada Agustus 2021

Untuk AALI, Regina bilang kenaikannya didorong oleh naiknya harga komoditas CPO yang kemudian berpengaruh positif terhadap kinerja emiten ini. Berdasarkan laporan keuangan yang telah rilis pada semester satu ini, AALI mencatatkan laba bersih yang meningkat sebesar 65,69% dari tahun lalu Rp 391,90 miliar.

"Alhasil, nilai laba per saham dasar perseroan terkerek menjadi Rp 337,38 per saham dari tahun sebelumnya Rp 203,62 per saham. Pendapatan dari emiten ini juga meningkat 19,28% senilai Rp 10,83 triliun dari semester pertama 2020 senilai Rp 9,08 triliun," jelasnya.

Dari beberapa katalis tersebut, ia menilai kinerja keuangan emiten yang cukup baik pada semester I-2021 masih berpotensi terjadi kenaikan di periode berikutnya yakni sektor perbankan seperti BBCA, BMRI, BRIS, dan BBTN dengan katalis dari masing-masing emiten yang cukup positif. 

Kemudian dari sektor kesehatan seperti SAME dan IRRA juga masih berpotensi terjadi kenaikan diperiode berikutnya dengan katalis terkait demand akan pelayanan kesehatan yang masih cukup tinggi hingga akhir tahun meskipun ada kemungkinan bagi kasus Covid-19 akan kembali menlandai hingga akhir tahun.

Erdhika Elit Sekuritas merekomendasikan buy BBCA dengan resistance di Rp 31.500-Rp 32.000 dan support Rp 30.570. Kemudian untuk BMRI buy on weakness dengan target resistance Rp 6.100 - Rp 6.200 dan support Rp 5.810. 

Serupa, BRIS juga direkomendasikan buy on weakness dengan target resistance Rp 2.700 - Rp 2.900 dan support Rp 2.565. Sementara BBTN ia merekomendasikan buy dengan target resistance Rp 1.425 - Rp 1.500 dan support Rp 1.330.

Berdasarkan teknikal, dari keempat emiten perbankan tersebut juga ia menilai apabila dilihat berdasarkan indikator RSI ada pontensi kenaikan dalam jangka pendek hingga menengah. "Meskipun secara Moving average 200 pergerakan chartnya masih dibawah garis MA," jelasnya.

Lalu, berdasarkan fundamental apabila menggunakan PE Standar Deviation Band dan PBV Standar Deviation Band pergerakan harganya cenderung masih bergerak dibawah rata-rata sehingga masih ada pontensi untuk penguatan. Regina melihat berdasarkan PE masih berkisar di 26,4x sedangkan PBV sebesar 4,14x. 

"Untuk BMRI berdasarkan PBV, masih cenderung rendah yakni 1,49x dibawah PBV rata-rata. 

Namun untuk BRIS berdasarkan PE maupun PBV tergolong sudah berada diatas rata-rataerdasarkan fundamental apabila menggunakan PE Standar Deviation Band dan PBV Standar Deviation Band pergerakan harganya cenderung masih bergerak dibawah rata-rata sehingga masih ada pontensi untuk penguatan. 
Regina melihat berdasarkan PE masih berkisar di 26,4x sedangkan PBV sebesar 4,14x. 

Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas prediksi IHSG dapat menguat hingga 6.394 pada Agustus 2021

"Untuk BMRI berdasarkan PBV, masih cenderung rendah yakni 1,49x dibawah PBV rata-rata. Namun untuk BRIS berdasarkan PE maupun PBV tergolong sudah berada diatas rata-rata," tambahnya.

Sementara untuk sektor kesehatan, ia merekomendasikan SAME dengan buy on weakness di Rp 640 dengan target resistance di sekitar Rp 670 - Rp 700. Lalu untuk IRRA ia melihat dalam jangka pendek belum ada tanda-tanda potensi kenaikan. 

Namun dalam jangka panjang berdasarkan indikator teknikal Moving Average 200 pergerakan harga sahamnya masih ada potensi penguatan, sehingga untuk IRRA bisa buy on weakness di Rp 1.925 dengan target resistance Rp 2.100 - Rp 2.130 apabila ada pola pembalikan arah yang disertai dengan volume pembelian yang cukup tinggi.

Selanjutnya: IHSG menguat 0,75% ke 6.205 pada perdagangan Kamis (5/8), net buy asing Rp 857,46 M

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×