Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Kami menyajikan beberapa berita di halaman bursa saham Harian KONTAN yang terbit pada Senin 17 November 2014, sebagai berikut.
Meraup Berkah dari Koreksi Rupiah
Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) turut menekan nilai tukar rupiah. Mengacu kurs tengah BI, pada Jumat (14/11) lalu, rupiah melemah 0,12% menjadi Rp 12.206 per dollar AS. Dalam sepekan terakhir, rupiah terkoreksi 0,47%.
Di pasar modal, depresiasi rupiah ikut menekan kinerja emiten. Tapi ada pula emiten meraih berkah dari melemahnya rupiah.
Terkulainya rupiah mendorong kinerja beberapa emiten, terutama yang bergerak di bisnis komoditas. Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia mengatakan, kinerja produsen eksportir minyak sawit mentah (CPO) bisa melejit. Pasalnya, emiten CPO memperoleh pendapatan dalam dollar AS, sementara pencatatan pendapatan emiten ini dalam kurs rupiah.
"Harga CPO juga sedang bagus. Ini turut menopang kinerjanya," ujar Satrio, Jumat (14/11) lalu. Misalnya, kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terlihat moncer sepanjang tahun ini. Hingga kuartal III-2014, laba bersih AALI melejit 106,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,8 triliun.
PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) juga menjadi emiten yang bakal terkena imbas positif pelemahan rupiah. "AALI dan LSIP terlihat cukup cepat penjualannya, jadi bisa terdampak positif," imbuh Satrio.
Tapi tak semua emiten komoditas untung dari koreksi rupiah. Satrio bilang, emiten tambang batubara tak bakal banyak terpengaruh pelemahan rupiah. Soalnya, harga batubara masih anjlok, sehingga perubahan nilai tukar tak mampu mengangkat margin.
Emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT), juga meraup berkah dari koreksi rupiah. Rugi selisih kurs ISAT melorot tajam, dari Rp 2,31 triliun di kuartal III 2013 menjadi hanya Rp 146,7 miliar di kuartal III 2014. Faktor inilah yang menyebabkan kerugian bersih ISAT menyusut 25% (yoy) menjadi Rp 1,32 triliun di kuartal III 2014.
PT First Media Tbk (KBLV)
PT First Media Tbk (KBLV) terus ekspansif. Dalam dua bulan terakhir, KBLV menambah asetnya melalui akuisisi sejumlah perusahaan. Pada 5 November, KBLV menambah saham di internet service provider PT Delta Nusantara Networks dari semula 49% menjadi 100%.
Pada 31 Oktober, KBLV membeli tiga perusahaan baru. Pertama, mencaplok saham 100% saham PT MSH Niaga Telecom Indonesia. Kedua, KBLV mengambilalih 91,75 juta saham PT Multipolar Technology Tbk. Ketiga, membeli 18% saham PT Mitra Mandiri Mantap, melalui penyelesaian piutang usaha Rp 477,63 miliar dengan konversi piutang menjadi saham. Mitra Mandiri adalah pemilik PT Internux yang memiliki 4G Long Term Evolution (LTE) Bolt.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis di akhir pekan. Jumat (14/11) IHSG menguat 0,02% menjadi 5.049,48. Dalam sepekan IHSG naik 1,24%. Sementara, bursa Asia yang tercermin pada indeks MSCI Asia Pacific turun 0,02% ke 141,73% pada Jumat (14/11). Selama sepekan bursa Asia menguat 1,09%.
Reza Priyambada, Analis Woori Korindo Securities, mengatakan, meskipun indeks menguat, asing mencatatkan jual bersih alias net sell Rp 227,48 miliar. Selain itu, soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih membayangi IHSG. Apalagi polemik di parlemen menyebabkan rupiah kembali tertekan.
Andre Setiawan, Analis Minna Padi Investama. mengatakan. saat ini para investor masih menahan diri. Namun ia yakin, jika pemerintah sudah memberi kejelasan akan kepastian harga BBM bersubsidi IHSG bisa rebound dan market kembali naik.
Analis Sucorinvest Central Gani, Achmad Yaki Yamani mengatakan, dari teknikal, RSI dan momentum masih naik. MACD dan stochastic juga naik. Ia memproyeksikan, IHSG menguat di 5.025-5.075. Sedangkan Reza dan Andre memprediksikan, akan terjadi koreksi. Reza memperkirakan di 5.038-5.072 dan Andre di 5.000-5.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News