Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BOGOR. Grup Astra terus memacu diversifikasi bisnis. Melalui anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR), Astra mematangkan ekspansi bisnis di sektor energi. Caranya dengan mendorong pembangunan pembangkit listrik. Direktur UNTR, Edhie Sarwono mengatakan, UNTR kini tengah menjajaki bisnis minihidro alias pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Pada tahun depan, UNTR akan mengikuti tender proyek minihidro di Jawa Tengah. "Nilainya masih kecil sekitar Rp 10 miliar," ujar Edhie, akhir pekan lalu. Ia mengatakan, UNTR masih mematangkan bisnis energi yang merupakan bagian dari bisnis penambangan batubara UNTR. Perseroan tak ingin gegabah masuk ke bisnis ini lantaran persaingan bisnis cukup ketat.
UNTR juga tengah menjajaki kemungkinan untuk menggarap bisnis mineral seperti penambangan nikel dan pembangkit listrik mulut tambang (mine mouth). UNTR merasa memiliki kemampuan yang memadai untuk menggarap bisnis pembangkit listrik. Soalnya, bisnis ini sangat dekat dengan ladang usaha UNTR saat ini di penambangan batubara.
Melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara, UNTR pernah mengikuti tender proyek pembangkit listrik mulut tambang di Sumatera Selatan yang berkapasitas 600 megawatt (MW). Namun, UNTR belum memenangkan proyek itu. "Belum menang. Namun, kami sedang ikut tender lainnya," kata dia. Sayang, Edhie belum menyebutkan secara spesifik kapasitas dan nilai investasi pembangkit listrik tersebut lantaran masih dalam tahap pengaturan konsorsium.
Tahun depan, UNTR menganggarkan dana sebesar US$ 300 juta untuk belanja modal (capital expenditure/capex). Sebagian besar dana itu akan digunakan untuk ekspansi Pamapersada dan pembelian alat-alat konstrusi pertambangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News