kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Simak Rekomendasi untuk Saham Lapis Dua dan Tiga


Senin, 12 Februari 2024 / 18:09 WIB
Simak Rekomendasi untuk Saham Lapis Dua dan Tiga
ILUSTRASI. Sejumlah emiten saham lapis dua dan tiga mencatatkan kinerja yang baik dalam sepekan terakhir.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten saham lapis dua dan tiga mencatatkan kinerja yang baik dalam sepekan terakhir.

Sebagai gambaran, melansir Bloomberg, kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) naik 10,29% selama sepekan. Lalu, saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 7,74%, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) 6,22%, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) 5,83%, dan PT Blue Bird Tbk (BIRD) 5,39%.

Kemudian, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) naik 4,95% dalam sepekan, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) naik 4,45%, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 3,92%. Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk naik 3,47% dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) 3,14%.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat, kenaikan sejumlah saham lapis dua dan tiga yang ada dalam indeks IDX SMC Liquid dalam sepekan ini dipicu beberapa faktor.

Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat 0,86%, Simak Proyeksi IHSG untuk Selasa (13/2)

Pertama, investor tengah mencari alternatif di luar saham lapis satu alias big caps yang kinerjanya sudah naik cukup tinggi. Kedua, potensi penurunan suku bunga dan ekspektasi rilis laporan keuangan tahun 2023 yang baik turut melanjutkan tren pertumbuhan bagi saham-saham di sektor keuangan, seperti BNGA dan BFIN.

“Sebab, beberapa saham blue chips perbankan sudah rilis dan menunjukkan kinerja yang baik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (12/2).

BBTN baru saja merilis laporan keuangan tahun 2023 yang tercatat cukup bagus dan langsung direspons positif oleh pasar. BBTN mencetak laba bersih Rp 3,5 triliun sepanjang tahun 2023, naik 14,94% secara tahunan yaitu Rp 3,04 triliun pada tahun 2022. 

Alasan ketiga, beberapa emiten second & third liner juga membukukan kinerja yang baik di kuartal IV 2023. 

“Sejumlah faktor-faktor tersebut juga didukung oleh investor yang mulai optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia di tahun 2024,” ungkapnya.

Baca Juga: IHSG Naik 0,86% ke 7.297 pada Senin (12/2), INCO, BBTN, ANTM Top Gainers LQ45

Selain BIRD, DRMA, dan ERAA yang menarik untuk saham lapis kedua (yang kapitalisasi pasarnya di bawah Rp 10 triliun), emiten yang memiliki prospek baik adalah ASSA dan DSNG. 

Hal itu karena sejumlah emiten tersebut memiliki prospek yang bagus, fundamental yang cukup baik, dan secara valuasi tergolong masih undervalued alias murah. 

Namun, kinerja ASSA dan DSNG saat ini masih dalam kondisi downtrend dan investor masih disarankan wait and see dulu.

“Sehingga, menjelang rilis laporan keuangan, saham BIRD, DRMA, dan ERAA menarik untuk dilirik, karena tren harga dalam kondisi uptrend dalam jangka pendek,” ungkap dia.

Baca Juga: IHSG Naik di Sesi Pertama 12 Februari 2024, Saham Big Caps Rebound

Di sisi lain, saham-saham yang kurang prospektif adalah mereka yang kenaikan harganya sudah tinggi dan secara valuasi sudah di atas rata-rata dalam jangka waktu 3-5 tahun terakhir. Hal itu juga ditambah kinerja yang tidak begitu bagus. 

Jika mengacu data Bloomberg, emiten yang mencatatkan kinerja paling buruk di IDX SMC Liquid adalah PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang turun 8,49% dalam sepekan. Lalu, ada PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang turun 8,4% dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 5,82%.

“Tetapi, secara umum, saham lapis bawah tetap prospektif selama emiten yang bersangkutan menghasilkan kinerja yang bagus,” paparnya.

Sukarno pun merekomendasikan trading buy untuk BIRD, DRMA, dan ERAA dengan target harga masing-masing Rp 2.260 per saham, Rp 1.440 per saham, dan Rp 520 per saham. “Target harga berlaku sampai sebelum akhir semester I 2024,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×