kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak rekomendasi sektor CPO di tengah pandemi dan kenaikan pungutan ekspor


Minggu, 07 Juni 2020 / 19:20 WIB
Simak rekomendasi sektor CPO di tengah pandemi dan kenaikan pungutan ekspor
ILUSTRASI. Harga CPO di Malaysia Derivative Exchange naik 2,44% dalam sepekan lalu.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham sektor minyak sawit atawa crude palm oil (CPO) cenderung menguat tersokong kenaikan harga CPO. Para analis memproyeksikan kinerja sektor ini berpotensi tumbuh positif meski tantangan dari pandemi Covid-19 masih membayangi.

Dalam satu minggu terakhir harga sektor CPO cenderung menghijau seiring dengan kenaikan harga CPO. Mengutip Bloomberg, Jumat (5/6), harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2020 di Malaysia Derivative Exchange berada di RM 2.348 per metrik ton atau naik 2,44% dalam sepekan lalu.

Analis Panin Sekuritas Juan Oktavianus mengatakan kenaikan harga CPO berpotensi menaikkan rata-rata harga jual emiten CPO. Alhasil, ketika harga jual naik maka kinerja juga berpotensi naik. "Tidak heran, ekspektasi pasar jadi naik ke sektor CPO dan harga terdorong," kata Juan, Jumat (5/6).

Baca Juga: Gapki: Indonesia punya peluang menang di WTO

Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan menambahkan investor kembali melirik saham sektor CPO karena harga CPO global naik. Salah satu sentimen yang membuat harga CPO naik adalah kenaikan stok minyak sawit Malaysia yang diperkirakan akan diimbangi oleh kenaikan ekspor minyak sawit.

Meilki memperkirakan stok minyak sawit Malaysia bulan Mei naik 3,2% secara bulanan. Sementara, ekspor diperkirakan naik 7% secara bulanan.

Namun, Meilki memperkirakan harga rata-rata CPO di tahun ini berpotensi berbalik menurun di rentang RM 2.050 per metrik ton-RM 2.120 per metrik ton. Rentang harga tersebut lebih kecil dibanding rata-rata harga CPO di tahun lalu karena Meilki mengasumsikan terjadi penurunan konsumsi CPO hingga kuartal III-2020. Penyebab konsumsi CPO menurun tidak lain karena ekonomi global lesu.

Baca Juga: Indonesia menyiapkan pengajuan panel ke WTO untuk sengketa CPO dengan Uni Eropa



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×