kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.070   4,24   0,06%
  • KOMPAS100 1.057   1,04   0,10%
  • LQ45 829   -1,69   -0,20%
  • ISSI 215   0,70   0,33%
  • IDX30 423   -0,88   -0,21%
  • IDXHIDIV20 513   0,07   0,01%
  • IDX80 120   -0,02   -0,02%
  • IDXV30 125   0,88   0,71%
  • IDXQ30 142   0,02   0,02%

Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) dari Analis Berikut


Kamis, 04 Agustus 2022 / 15:27 WIB
Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) dari Analis Berikut
ILUSTRASI. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berhasil mencetak kenaikan kinerja sepanjang periode semester pertama 2022.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berhasil mencetak kenaikan kinerja sepanjang periode semester pertama 2022. INCO tercatat membukukan pendapatan senilai US$ 564,53 juta, naik 36,05% dari realisasi pendapatan di semester pertama 2021 sebesar US$ 414,94 juta.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap menilai, capaian pendapatan INCO sepanjang enam bulan pertama 2022 sejalan dengan perkiraan. Realisasi ini masing-masing mencerminkan  54,9% proyeksi Mirae Asset dan 47,2% proyeksi konsensus.

Pertumbuhan pendapatan INCO di periode ini terutama didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) nikel sebesar 54,6%  menjadi US$ 20.899 per ton. Di sisi lain, volume penjualan nikel matte INCO mengalami penurunan sebesar 12,0% menjadi 27.013 di enam bulan pertama 2022.

Baca Juga: Vale Indonesia Targetkan Reklamasi Lahan 293,44 Hektar di Sorowako-Petea pada 2022

Dari sisi bottomline, emiten produsen nikel matte ini membukukan laba bersih US$ 150,45 juta sepanjang enam bulan pertama 2022. Angka ini melesat 155,93% dari realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 58,78 juta

Juan menilai, realisasi tersebut berada di atas perkiraan Mirae Asset, yakni pada run-rate 77,5%. Tetapi, laba bersih ini sejalan dengan proyeksi konsensus yakni pada 53,3% run-rate. Namun, patut diperhatikan bahwa INCO mencatatkan penurunan margin akibat naiknya harga komoditas energi seperti batubara dan High Sulphur Fuel Oil (HSFO).

INCO melaporkan penurunan hasil produksi  nikel dalam matte sepanjang enam bulan pertama 2022. INCO mencatatkan produksi 26.394 ton nikel dalam matte dalam satu semester 2022. Jumlah ini menurun 13% dari produksi sepanjang semester pertama tahun lalu yang mencapai 30.246 ton nikel matte. Penurunan ini utamanya akibat proyek pembangunan kembali atau rebuilding tanur 4.

“Karena pembangunan kembali proyek tanur 4 telah selesai, kami memperkirakan INCO akan membukukan angka operasional yang lebih kuat di paruh kedua 2022, dengan produksi total 65.000 ton nikel pada 2022,” tulis Juan dalam riset, Kamis (4/8).

Dari sisi sektoral, Mirae Asset memperkirakan harga nikel akan lebih rendah pada tahun 2023 karena pasokan nikel baru yang cukup besar datang dari Indonesia, bersamaan dengan investasi besar-besaran dalam kapasitas produksi baru.

Juan memperkirakan harga nikel rata-rata global untuk 2022 dan 2023 masing-masing sebesar US$ 25.200 per ton dan US$ 23.500 per ton. 

 
TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×