Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan melakukan dua aksi korporasi dalam waktu yang berdekatan. Pertama, penerbitan obligasi dengan nilai hingga Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk memperkuat modal kerja.
Kedua, Semen Indonesia pengambilalihan saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dari pemerintah melalui rights issue.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi menilai, kedua aksi korporasi tersebut dapat memperkuat kinerja SMGR dalam jangka panjang.
Di ujung era suku bunga rendah, Yosua menilai cukup krusial untuk mendapat suku bunga fixed rate agar terhindar dari kenaikan bunga. Saat ini, sebanyak 91,0% dari total pinjaman (termasuk dana syirkhah temporer) SMGR memakai suku bunga mengambang, sehingga risiko akan fluktuasi suku bunga cukup tinggi.
Selain itu, membesarnya porsi obligasi di total pinjaman berbunga akan membuat adanya cash saving, dikarenakan secara natural penerbit obligasi hanya perlu membayar bunga tanpa membayar sebagian pokok pinjaman, hal yang berbeda dibandingkan dengan pinjaman bank biasa.
Baca Juga: Lanjutkan Akuisisi, Semen Indonesia (SMGR) Bakal Kuasai 75,51% Saham Semen Baturaja
Meskipun obligasi yang akan diterbitkan oleh SMGR ini akan digunakan sebagai modal kerja, namun arus kas yang didapat dari kegiatan operasi perusahaan dapat digunakan untuk membayar utang berbunga lainnya.
Indikasi kupon yang ditawarkan adalah 6,25%-6.80% (tenor 3 tahun) dan 6,75%-7.,0% (tenor 5 tahun), tidak jauh berbeda dengan suku bunga fasilitas pinjaman jangka panjang yang diterima oleh SMGR saat ini (JIBOR 1,8%-2,0%)
“Kami memperkirakan struktur permodalan SMGR masih akan kuat, bahkan jika utang perusahaan bertambah pasca penerbitan obligasi,” tulis Yosua dalam riset,Kamis (27/10).
Hal ini tercermin dari proyeksi rasio debt to equity ratio (DER) dan net debt/EBITDA SMGR di 2023 yang cukup rendah, masing-masing di level 0,4 kali dan 1,8 kali.
Sementara itu, akuisisi 75.5% saham SMBR dinilai Yosua akan memberikan SMGR tambahan fasilitas pabrik semen di Sumatra bagian selatan. Tambahan kapasitas produksi 3,85 juta ton per tahun dari SMBR akan mendongkrak total kapasitas terpasang SMGR menjadi 56,5 juta ton per tahun. Ini setara dengan 50,2% dari total kapasitas nasional.
Hal ini akan makin mengukuhkan SMGR sebagai pemimpin pasar (market leader) di industri semen nasional. Posisi SMGR makin mengungguli dari pesaing terdekatnya, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang memiliki pangsa pasar 24,6%.
“Tingginya skala ekonomi ini dapat dimanfaatkan SMGR untuk menjaga pasokan batubara dengan harga domestic price obligation (DPO) serta mengontrol harga jual semen,” sambung Yosua.
Samuel Sekuritas merekomendasikan beli saham SMGR dengan target harga Rp 9.200, mencerminkan price to earning (PE) 2023 sebesar 21,8 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News