Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mendapatkan rekomendasi beli dari MNC Sekuritas. Di mana, target harga saham MEDC sebesar Rp 750.
Pada Selasa (8/2), bergerak stagnan dan ditutup di level Rp 580 per saham.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan, rekomendasi beli bagi saham Medco pantas diberikan lantaran perusahaan tersebut memiliki prospek kinerja apik di tahun ini. Terlebih usah mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd (CIHL) dari Phillips International Investment Inc, yang merupakan anak perusahaan dari ConocoPhillips (COP).
CIHL memegang 100% saham di ConocoPhillips (Grissik) Ltd (CPGL) dan 35% saham di Transasia Pipeline Company Pvt Ltd (Transasia). CPGL merupakan operator dari Corridor PSC dengan kepemilikan 54% working interest.
Corridor PSC memiliki dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas berlokasi di onshore Sumatra Selatan. Mayoritas produksi adalah gas yang dijual melalui kontrak jangka panjang kepada para mitra yang andal di Indonesia dan Singapura.
Leboh lanjut Frankie bilang, kesepakatan untuk mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan Conoco Phillips Indonesia Holding Ltd (CHIL), akan memperlebar areal cakupan bisnis MEDC, khususnya supply gas di Indonesia dan Singapura.
Baca Juga: Pasca Akuisisi ConocoPhillips Indonesia, Medco Energi Akan Dorong Bisnis Gas
"Dengan kenaikan harga komoditas energi dunia, khususnya minyak bumi, tentu akan turut meningkatkan permintaan terhadap komoditas energi lain seperti gas," kata Frankie pada Kontan.co.id, Selasa (8/2).
Dia menambahkan, kenaikan harga komoditas akan mendorong kinerja MEDC. Dimana MEDC memiliki bisnis keduanya yakni minyak bumi dan gas.
Terlebih lagi, Frankie melihat dalam menanggapi soal isu perubahan iklim global, kemungkinan memang akan mengurangi penggunaan batubara dan minyak bumi ke depannya.
Jadi akuisisi tersebut dinilai menjadi langkah yang bijak dengan terus memperlebar sektor gasnya. Menurut Frankie, sentimen ini akan menopang kinerja MEDC di tahun 2022 ini.
Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III 2021 kemarin, emiten pertambangan minyak dan gas ini berhasil mencetak laba bersih senilai US$ 56,12 juta di akhir September lalu.
Realisasi ini berbanding terbalik dari kondisi di periode yang sama tahun lalu, di mana MEDC membukukan kerugian hingga US$ 180,50 juta.
Membaiknya bottom line MEDC dibarengi dengan kinerja pendapatan yang ciamik. Tercatat, Medco membukukan pendapatan senilai US$ 955,92 juta, naik 12,7% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni US$ 846,90 juta.
"Walau pendapatannya naik tipis, laba bersih lebih ditopang pada pendapatan lain seperti keuntungan dari pengukuran nilai wajar sebesar US$ 47,22 juta dan juga laba dari entitas asosiasi dan ventura yang melejit dari yang hanya US$ 4,97 juta menjadi US$ 46,84 juta, dimana pendapatan ini diproyeksikan akan bertumbuh di pencatatan di kuartal IV nantinya," papar Frankie.
Dengan adanya perbaikan kinerja serta laba bersih yang diproyeksikan akan positif di kuartal IV 2021, serta ditambah harga komoditas energi yang masih tinggi dapat menjadi katalis saham MEDC terapresiasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News