kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG) Saat Harga Batubara Solid


Rabu, 12 Oktober 2022 / 11:25 WIB
Simak Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG) Saat Harga Batubara Solid
ILUSTRASI. Prospek saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) masih atraktif seiring harga batubara yang diproyeksi solid hingga akhir tahun ini.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih atraktif seiring harga batubara yang diproyeksi solid hingga akhir tahun ini.

Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi dalam risetnya tertanggal 8 September 2022 memandang, kenaikan harga batubara akan berlanjut setidaknya hingga awal tahun 2023. Terdapat beberapa faktor pendukung kenaikan harga komoditas energi ini.

Pertama, krisis gas yang masih terjadi di Eropa, setelah perusahaan gas dari Rusia (Gazprom) memperketat pasokannya, yakni hanya menyediakan 20% dari supply normal. Kedua, krisis listrik yang terjadi di China pada Agustus silam mendorong peningkatan permintaan batubara lebih banyak. Ketiga, menjelang musim dingin, siklus kenaikan harga batubara berpotensi untuk berulang.

Baca Juga: Menebak Potensi Window Dressing di Tengah Ancaman Resesi Global

Kondisi ini akan menguntungkan bagi ITMG. Aqil meningkatkan perkiraan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) milik ITMG untuk tahun ini menjadi US$ 180 sampai dengan US$ 195 per metrik ton dari sebelumnya hanya US$ 150 per metrik ton.

Sebagai gambaran, pada semester pertama 2022, ITMG sudah mengalami kenaikan ASP yang signifikan. Harga jual batubara yang direalisasikan ITMG naik 134% menjadi US$ 175 per ton. Pada periode yang sama tahun lalu, ASP milik ITMG hanya US$ 75 per ton.

Hal ini turut melambungkan kinerja ITMG sepanjang enam bulan pertama 2022, meski angka produksi dan penjualan ITMG mengalami penurunan. Sepanjang periode ini, ITMG membukukan pendapatan senilai US$ 1,42 miliar, melesat 110,20% dari pendapatan di semester pertama tahun lalu yang hanya US$ 676,30 juta.

Sejalan, ITMG membukukan laba bersih senilai US$ 460,82 juta, melesat 291,7% dari realisasi laba bersih semester pertama tahun lalu US$ 117,62 juta. Kinerja ITMG sepanjang periode ini berada di atas estimasi yang dipasang Aqil

Baca Juga: Harga Batubara Diprediksi Naik, Analis Rekomendasi Beli 3 Saham Ini

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menjadikan saham ITMG sebagai pilihan utama alias top picks di sektor ini.

Selain memiliki porsi ekspor yang tinggi, realisasi harga jual rata-rata batubara ITMG juga lebih tinggi dibanding rekan (peers). Hal ini karena batubara yang dijual ITMG memiliki rerata nilai kalori tertinggi, yakni di rentang 5.500-6.500 kcal per kg. Sehingga, ASP ITMG paling mendekati harga batubara Newcastle.

Rasio pembayaran dividen alias dividend payout ratio ITMG juga diproyeksi masih tinggi untuk tahun-tahun mendatang. “Untuk kasnya juga besar sekali, sehingga tidak ada masalah bagi ITMG untuk memberikan dividen yang cukup besar untuk beberapa tahun ke depan,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10).

Di sisi lain, menurut Aqil, kenaikan tarif royalti batubara yang  ditetapkan Pemerintah dinilai tidak begitu memberi dampak bagi ITMG. Ini karena seluruh tambang aktif ITMG terikat perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara atau PKP2B, bukan izin usaha pertambangan atau IUP. Sedangkan tarif royalti baru ini berlaku bagi pemegang IUP

 

Aqil mempertahankan rekomendasi buy saham ITMG dengan target harga Rp 51.500 per saham. Aqil meyakini ITMG akan menghasilkan kinerja yang solid sepanjang tahun ini, terutama didukung oleh meningkatnya permintaan dari aktivitas industri China. Meskipun memang produksi batubara ITMG akan cenderung datar yang disebabkan akibat cuaca buruk.

Selain itu, ITMG secara konsisten menerapkan strategi efisiensi biaya untuk memaksimalkan profitabilitasnya. Sehingga, ITMG mampu menghasilkan kinerja keuangan yang solid meskipun pandemi masih berlangsung serta melambatnya aktivitas penambangan akibat cuaca ekstrem.

Baca Juga: Ini Alasan Indo Tambangraya (ITMG) Optimistis Target Produksi Batubara Tercapai

Konstituen Indeks Kompas100 ini secara konsisten membagikan dividen dalam lima tahun terakhir, dengan rata-rata dividend yield sebesar 9%. Namun, menurut Aqil, risiko dari rekomendasi ini diantaranya harga batubara lebih rendah dari ekspektasi, cuaca yang buruk, dan kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan.

Panin Sekuritas merekomendasikan beli saham ITMG dengan target harga Rp 48.000 per saham. Felix memproyeksi, harga batubara pada musim dingin akan masih sangat solid. Penggunaan batubara oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) akan meningkat, khususnya untuk perangkat penghangat tubuh. Sehingga, Felix menilai adanya peningkatan permintaan batubara untuk sektor kelistrikan khususnya dari negara Asia seperti  China, India, Korea Selatan, dan Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×