Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) masih akan melanjutkan tren pertumbuhan kinerjanya di semester II 2024. Permintaan yang tumbuh stabil menjadi pendorongnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, pertumbuhan penjualan DSNG pada semester kedua akan cenderung stabil. Sebab, permintaan domestik diperkirakan akan mengalami perlambatan.
"Momen hari keagamaan yang sedikit akan cenderung menurunkan permintaan minyak goreng," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (5/9).
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Luncurkan Segmen Bisnis Energi Terbarukan
Di sisi lain, dari pasar ekspor diperkirakan berpotensi meningkat. Hal itu didorong adanya perayaan Diwali atau Deepavali, yang umumnya akan meningkatkan permintaan dari pasar ekspor.
Dari pergerakan harga CPO global, Aziz juga mencermati prospeknya akan cenderung stagnan. Menurutnya, saat ini belum ada sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan harga CPO secara signifikan.
Walau begitu, masuknya musim hujan umumnya akan mengurangi hasil panen. Hal tersebut juga memiliki dampak terbatasnya suplai.
"Namun perlu diperhatikan lebih lanjut bagaimana tensi dari musim hujan ini," lanjutnya.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty berpandangan bahwa prospek DSNG juga didorong pergerakan harga referensi CPO. Pada September ini, harganya naik 2,32% secara bulanan (MoM) menjadi US$ 839,53 per metrik ton dari sebelumnya US$ 820,11 per metrik ton.
Baca Juga: Melongok Inovasi Keberlanjutan Bisnis Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
"Ini menjadi katalis peningkatan kinerja emiten sektor CPO tak terkecuali DSNG," kata Arinda.
Peningkatan harga referensi CPO juga dipengaruhi oleh harga minyak nabati lain dan tidak seimbangnya suplai dan permintaan. Hal ini mengingat produksi CPO di Indonesia tahun 2024 diperkirakan menurun karena cuaca kering dan pohon-pohon tua yang menghambat hasil panen.
Kata Arindah, menurut Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (GAPKI) dan Dewan Kelapa Sawit Indonesia, produksi tahun ini diprediksi akan tetap atau 5% lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Pada 2023, produksi CPO dari dalam negeri mencapai rekor 54,84 juta ton setelah mengalami penurunan selama tiga tahun.
Sementara untuk harga CPO global, Pilarmas Investindo memproyeksikan harga CPO masih akan stabil di rentang MYR 3.400 - MYR 4.400 per ton.
Di sisi lain, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji melanjutkan bahwa permintaan CPO masih akan tetap positif.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Berharap Kinerja Positifnya Berlanjut di Sisa 2024
"Terlepas terjadi deflasi, tetapi daya beli masyarakat tetap ada, apalagi CPO termasuk produk yang masuk kebutuhan pokok," sebutnya.
Hanya saja, ia mengingatkan bahwa lesunya harga minyak dunia berpotensi memberikan efek terhadap permintaan CPO. Meski begitu, untuk jangka panjang prospek CPO masih positif dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan B50.
Nafan merekomendasikan hold DSNG dengan target harga Rp 830 per saham.
Sementara Aziz merekomendasikan trading buy DSNG dengan target harga Rp 880 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News