Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dinilai membaik hingga kuartal III 2023. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi mengatakan, AMAR adalah salah satu bank digital di Indonesia yang berfokus terhadap segmen ritel & UMKM.
AMAR melayani dan menyediakan layanan keuangan digital bagi kalangan yang memiliki underserved & unbanked.
Melansir keterbukaan informasi BEI, Rabu (15/11), AMAR membukukan laba Rp 162,17 miliar hingga kuartal III 2023. Pada periode sama tahun lalu, AMAR masih mencatatkan rugi Rp 172,86 miliar.
Leonardo mengatakan, pertumbuhan laba bersih itu sebesar 193,81% secara tahunan. Angka tersebut juga naik 52,43% secara kuartalan menjadi Rp 77,14 miliar pada kuartal III 2023. Pada kuartal II 2023, laba AMAR sebesar Rp 50,61 miliar.
Baca Juga: Bank Digital Genjot Penyaluran Kredit di Sisa Akhir Tahun 2023
Performa AMAR yang bersinar di periode ini juga didukung melalui performa yang solid, konsistensi pertumbuhan net interest income (NII), Pertumbuhan pendapatan operasional, serta kualitas aset yang lebih baik dan sehat.
"Saat ini, pertumbuhan penyaluran kredit AMAR cukup stabil dari segi lending. Mereka mulai melebarkan eksposur dari segmentasi UMKM-Business Banking, serta masih ekspansi dengan mengembangkan inovasi produk berbasis teknologi," ujarnya dalam riset terbaru.
Leonardo pun merekomendasikan beli untuk AMAR dengan target harga Rp 400 per saham. Target tersebut memiliki potensi kenaikan 29,9%.
Baca Juga: Bank Amar Raup Laba Bersih Rp162,17 Miliar pada Kuartal III 2023
Saat ini, AMAR diperdagangkan berada di posisi rata-rata F-PBV band 3 tahun terakhir. Hal yang mendukung rekomendasi ini adalah pengembangan eksekusi embedded banking & financing yang semakin baik dan loan growth yang bertumbuh.
Sementara, sentimen negatif untuk AMAR adalah ketidakstabilan makro ekonomi, pertumbuhan jumlah kredit yang disalurkan kurang sesuai dengan ekspetasi, dan kenaikan biaya.
"Ada juga lambannya pertumbuhan nasabah, sekaligus persaingan funding dan lending yang semakin agresif dan kompetitif di industri keuangan, khususnya loan fintech dan bank digital," papar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News