Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencetak kinerja positif di awal tahun 2024. Tren tersebut diperkirakan berlanjut didukung stabilnya penyaluran kredit perseroan.
BBCA mengawali tahun 2024 dengan mencatatkan kinerja yang impresif dengan mencetak laba bersih sebesar Rp 12,9 triliun di kuartal I 2024. Capaian itu tumbuh 11,7% secara tahunan (YoY) dan 5,4% secara kuartalan (QoQ).
Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi mengatakan, hasil itu didukung top line yang kuat dan solid. Kontribusi kenaikan ini ditopang oleh kenaikan Net Interest Income (NII) yang bertumbuh 7,1% YoY menjadi Rp 19,8 triliun dan pendapatan non-bunga (Non Interest Income) yang tumbuh 6,8% YoY menjadi Rp 6,4 triliun.
Faktor lain yang turut mendongkrak kinerja awal tahun BBCA adalah kualitas aset yang solid dan semakin sehat. "Kejutan lain dari BBCA adalah pertumbuhan kredit di kuartal I 2024 masih bertumbuh dua digit secara tahunan dan secara kuartalan pun masih bertumbuh," tulisnya dalam riset, Rabu (15/5).
Total kredit yang disalurkan BBCA pada kuartal I 2024 sebesar Rp 835,7 triliun. Hasil itu tumbuh 17,1% YoY dan 3,1% QoQ.
Dengan pertumbuhan kredit, NPL (Non Peforming Loan) dari BBCA masih tetap sehat dan stabil. Kuartal I 2024, NPL perseroan masih berada di angka 1,90%. Adapun level LAR BCA turun ke level 6,6% dari kuartal IV 2023 di 6,9%.
Di sisi lain, Leonardo mencermati bahwa di tengah tantangan likuiditas, rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) masih mampu tumbuh 7,3% YoY dan 2,2% QoQ menjadi Rp 904,5 triliun. Simpanan high cost fund deposito berjangka juga naik 10,6% YoY menjadi Rp 216,1 triliun. Secara keseluruhan, total DPK masih naik 7,9% YoY dan 1,7% QoQ menjadi Rp 1.120,6 triliun.
"Walaupun saat ini situasi suku bunga tinggi masih berlangsung, performa rasio CASA dari BBCA di kuartal I 2024 mulai stabil kembali di level 80,7%," paparnya.
Dengan awal yang positif, Leonardo memperkirakan kinerja positif BBCA akan berlanjut. NII diperkirakan mencapai Rp 97,4 triliun dan laba bersih mencapai Rp 53,20 triliun.
NH Korindo mempertahankan rekomendasi buy BBCA dengan target harga Rp 11.025. Ia menyebut, katalis yang bisa menjustifikasi harga tersebut adalah performa operasional yang optimal, didukung oleh penyaluran pinjaman yang tetap ekspansif dan performa kualitas aset portofolio yang semakin sehat.
Sementara itu, yang menjadi risiko, antara lain, situasi makro yang cenderung tidak kondusif dan stabil, serta ekspektasi pertumbuhan pinjaman dan kinerja yang tidak bertumbuh sesuai dengan harapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News