kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi analis untuk saham emiten penerbangan berikut


Senin, 14 Oktober 2019 / 19:48 WIB
Simak rekomendasi analis untuk saham emiten penerbangan berikut
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia mengangkut jemaah haji.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri penerbangan memprediksi semester II-2019 bakal lebih baik ketimbang paruh pertama tahun ini. Hal tersebut lantaran pada semester II adalah high season bagi industri penerbangan.

Salah satunya PT Garuda Indonesia Tbk. Dalam catatan Kontan emiten berkode saham GIAA ini bakal memaksimalkan potensi high season tersebut dengan penggunaan pesawat berbadan lebar.

Rute yang menggunakan pesawat badan lebar atau wide body ini tujuan Bali, Surabaya dan Singapura. Apabila biasanya di beberapa rute GIAA mengandalkan Boeing 737 NG, maka saat permintaan tinggi mereka bakal mengganti dengan Airbus 330-200.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) buka opsi beli saham Sriwijaya Air Group

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menyampaikan libur akhir tahun memang menjadi sentimen positif bagi industri penerbangan. 

Ia memprediksi kontribusi dari libur Natal dapat meningkatkan pendapatan sebesar 150% ketimbang kuartal biasanya.

Namun, menurutnya, potensi kenaikan harga minyak yang masih terbuka bisa menjadi pemberat kinerja emiten sektor penerbangan. 

Guna meningkatkan kinerja, kata Chris, emiten penerbangan seperti GIAA dan PT Airasia Indonesia Tbk (CMPP) bisa memberikan promo untuk kursi-kursi yang masih kosong menjelang keberangkatan. 

"Strategi yang dapat dilakukan juga dengan efisiensi dalam operasional," ungkapnya, Senin (14/10).

Meski begitu ia mengaku saham industri penerbangan masih belum menarik lantaran sudah naik cukup tinggi, terutama GIAA. 

Chris merekomendasikan investor untuk wait and see untuk saham GIAA dan CMPP lantaran kenaikan harga minyak cukup mempengaruhi kinerja perusahaan.

Ia menargetkan harga saham GIAA sampai akhir tahun sebesar Rp 500 per saham, sementara dalam penutupan perdagangan Senin (14/10) harga saham GIAA turun 2,59% ke Rp 565 per saham.

Sedangkan untuk saham CMPP, ia memasang target harga Rp 200 per saham.

Baca Juga: Dilanda Kasus, Saham Garuda Indonesia (GIAA) Terus Merosot

Sementara Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi prospek saham GIAA bakal menguat jelang akhir tahun ini. "Kalau dilihat dari teknikal memang GIAA akan menguat lagi," tuturnya.

Ia merekomendasikan beli untuk saham GIAA dengan target harga hingga akhir tahun sebesar Rp 700 per saham. Kemudian untuk CMPP setelah open suspend, William merekomendasikan buy dengan target terdekat Rp 200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×