Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Sementara untuk saham DOID, Nafan merekomendasikan akumulasi saham ini dengan target harga Rp 180 per saham dengan ekspektasi saham DOID tidak kembali mengalami downtrend.
“Sementara MYOH memiliki pergerakan harga saham yang random dan juga kurang begitu likuid sehingga belum ada rekomendasinya,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (29/4).
Baca Juga: Ini penyebab produksi batubara Samindo Resources (MYOH) turun di kuartal I 2020
Sementara itu, Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, dengan pencapaian laba bersih sebesar Rp11,31 triliun tahun lalu dan rasio pembayaran dividen final yang diproyeksikan sebesar 25% atau 30%, dia memperkirakan UNTR akan mengumumkan dividen final sekitar Rp 758/Rp 910 per saham pada RUPST berikutnya.
Dengan mempertimbangkan potensi hasil dividen yang menarik, valuasi yang hanya 3 kali EV / EBITDA, dan neraca yang kuat dengan hanya 1% dari rasio utang bersih terhadap ekuitas, Kresna Sekuritas memberi sinyal adanya kemungkinan pemulihan profitabilitas UNTR yang berbentuk V (V Shape), setelah pandemi Covid-19 berlalu dan permintaan batubara kembali normal.
Robertus mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham UNTR dengan target harga Rp 22.250 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News