kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

Simak rekomendasi analis untuk saham calon penghuni FTSE Global Equity Index


Senin, 18 Februari 2019 / 20:14 WIB
Simak rekomendasi analis untuk saham calon penghuni FTSE Global Equity Index


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks FTSE Global Equity Index Asia Pasific di luar Jepang dan China akan berlaku pada Maret 2019 nanti. Tercatat ada sejumlah saham dari Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal masuk dalam daftar indeks tersebut.

Untuk saham berkapitalisasi besar ada saham CPIN, BDMN, KLBF, SMGR, INTP, INDF. Lalu untuk yang berkapitalisasi menengah ada saham BRPT. Sedangkan untuk kapitalisasi mikro yang masuk adalah saham AUTO, MSKY, IMAS, ESSA, IMJS, PTSN, MAIN, FORZ, PTRO, ASSA, KBLI, GPRA. Sementara yang keluar adalah saham BJTM, JRPT, ADMF, TARA, SMSM, GIAA, DMAS, ROTI dan SRIL.

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi mengungkapkan FTSE Global Equity Index Asia Pasific eks Jepang dan China adalah indeks acuan untuk saham-saham Asia terutama dari negara berkembang yang dikembangkan oleh Eropa.

"Skemanya mirip dengan index MSCI yang dirancang di Amerika Serikat. Kegunaan indeks ini adalah sebagai acuan bagi para investor asing terutama Eropa yang merujuk pada FTSE untuk melakukan investasi pada saham-saham di Asia, termasuk di Indonesia," ujarnya, Senin (18/2).

Yosua melanjutkan, karena acuan tersebut untuk investor asing, maka cukup menarik untuk diperhatikan juga oleh investor domestik. "Terutama saham-saham apa saja yang keluar dari indeks tersebut dan saham-saham yang masuk ke dalam indeks tersebut," lanjut dia.

Meskipun demikian, Yosua bilang secara global yang biasa dipakai untuk menjadi acuan saham-saham berfundamental baik oleh investor asing adalah MSCI index. "Soalnya Indeks FTSE ini tidak sepopuler MSCI index," tandasnya.

Dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk beli saham CPIN dan MAIN dengan target harga untuk jangka panjang masing-masing di level Rp 8.050 per saham dan Rp 2.070 per saham.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas juga menambahkan indeks FTSE adalah penyedia indeks pasar saham yang dimiliki seluruhnya oleh London Stock Exchange. "Masuknya saham-saham ke salah satu indeks manapun, akan menambah perhatian bagi investor. Jika berhasil masuk ke indeks global seperti FTSE, maka perhatian investor global juga akan semakin tertuju pada saham-saham yang menjadi konstituennya," ujarnya.

Ia melanjutkan ketika suatu saham masuk ke indeks global ini, reksadana asing yang menggunakan indeks ini sebagai acuan otomatis akan menambah kepemilikan saham sesuai dengan indeks tersebut. "Prospek saham-saham yang masuk ke indeks ini, secara garis besar layak diperhatikan," tambah dia.

Dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk beli sejumlah saham dengan target harga untuk jangka panjang di antaranya, saham KLBF dengan target harga di level Rp 1.780 per saham, SMGR dengan target harga di level Rp 12.850 per saham dan INTP dengan target harga di level Rp 20.750 per saham. 

"Lalu ada juga saham INDF, PTSN, PTRO dan KBLI dengan target harga masing-masing di level Rp 8.125 per saham, Rp 1.795 per saham, Rp 2.080 per saham dan Rp 474 per saham," paparnya.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto justru berpendapat bahwa prospek indeks FTSE ke depan kurang menarik. "Prospek indeks FTSE masih kurang menarik. Justru indeks MSCI atau indeks LQ45 masih lebih baik. Efek dari indeks FTSE juga kurang terasa karena yang masuk naiknya sedikit, tapi yang keluar akan turun dan pada akhirnya semua kembali ke fundamental perusahaan yang tercatat di dalamnya," tuturnya.

Dari sisi saham, ia merekomendasikan sejumlah saham untuk jangka panjang antara lain, saham CPIN dengan target harga di level Rp 8.000 per saham, saham BDMN dengan target harga di level Rp 9.500 per saham dan saham SMGR dengan target harga di level Rp 13.500 per saham. "Lalu ada juga saham BRPT, PTSN dan MAIN dengan target harga masing-masing di level Rp 3.000 hingga Rp 3.300 per saham, Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per saham dan Rp 2.000 per saham," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×