kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak rekomendasi analis untuk Prodia Widyahusada (PRDA) dan Itama Ranoraya (IRRA)


Senin, 09 November 2020 / 06:45 WIB
 Simak rekomendasi analis untuk Prodia Widyahusada (PRDA) dan Itama Ranoraya (IRRA)


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tidak serta merta mengerek kinerja emiten yang berkaitan dengan sektor kesehatan. Beberapa emiten sektor kesehatan khususnya emiten non-farmasi menunjukkan adanya tekanan dari sisi pendapatan.

Misalnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) yang mengalami penurunan pendapatan hingga 2,97% year on year (yoy) menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,24 triliun. Akan tetapi, bottom line PRDA masih mampu terkerek hingga 1,08% yoy menjadi Rp 122,28 miliar. 

Peningkatan laba tahun berjalan itu tertolong  beban usaha PRDA yang mengalami penurunan hingga 13,13% yoy menjadi Rp 533,54 miliar dari sebelumnya Rp 614,18 miliar. 

Manajemen PRDA menjelaskan, penurunan beban usaha itu didukung upaya efisiensi tanpa mengurangi kualitas pelayanan dan produk tes laboratorium yang diberikan.

Menurut catatan Kontan.co.id, hanya PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) yang sejauh ini mampu mencatatkan pertumbuhan baik dari sisi top line maupun bottom line. Pendapatan emiten distributor alat kesahatan itu meningkat menjadi Rp 141 miliar atau naik 9,39% yoy. Sementara laba bersihnya tercatat Rp 35,47 miliar atau naik 474,88% yoy. 

Baca Juga: Prospek industri farmasi dan obat herbal pada kuartal IV 2020

Mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, kenaikan pendapatan itu ditopang oleh pertumbuhan alat kesehatan non-elektromedik (alat suntik) hingga 19,3% year on year (YoY) menjadi Rp 33,14 miliar. Selain itu, produk diagnostic in vitro juga bertumbuh 6,5% YoY menjadi Rp 107,77 miliar. 

Kepada Kotan.co.id, Direktur PT Itama Ranoraya Tbk Pratoto Raharjo sempat menjelaskan, ke depannya  permintaan jarum suntik akan meningkat seiring dengan vaksinisasi Covid-19.

Melihat potensi permintaan yang tinggi, sister company OneJect akan merealisasikan peningkatan kapasitas pabrik baru di Cikarang tahap I. Tambahan kapasitas produksi mencapai 500 juta unit per tahun.  "Mulai Januari akan full capacity, sehingga bisa memasok tidak hanya Indonesia tetapi juga ekspor," jelas Direktur PT Itama Ranoraya Tbk Pratoto Raharjo kepada Kontan.co.id akhir Oktober 2020. 

Adapun peluang permintaan ini diperkuat kualitas produk jarum suntik IRRA yang sudah tersertifikasi WHO dan memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 60%. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×