kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Simak Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Awal Pekan (30/12)


Minggu, 29 Desember 2024 / 06:06 WIB
Simak Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Awal Pekan (30/12)
ILUSTRASI. IHSG diproyeksi bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat pada perdagangan Senin (30/12)


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas pada perdagangan Senin (30/12). Sekedar mengingatkan, IHSG ditutup melemah 29,17 poin atau 0,41% ke 7.036,57 pada akhir perdagangan Jumat (27/12). Dalam sepekan, pergerakan IHSG melemah 1%.

VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan, IHSG bergerak dalam rentang level support 6.962 dan resistance 7.150 dengan indikator MACD masih menunjukkan pelemahan tren, sejalan juga dengan RSI pada awal pekan.   

"Pasar akan dipengaruhi juga oleh fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar AS dan penantian rilis data inflasi Indonesia periode Desember 2024," ujar Audi.

Founder Stocknow.id, Hendra Wardana menambahkan, dalam sepekan terakhir, IHSG bergerak fluktuatif di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri. 

Salah satu tekanan utama datang dari rencana penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% mulai Januari 2025 yang dikhawatirkan dapat menekan daya beli masyarakat, terutama pada sektor konsumsi domestik yang menjadi motor penggerak utama perekonomian Indonesia. 

"Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang bergerak di kisaran Rp 16.200–Rp 16.280 menambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap stabilitas ekonomi domestik," ucap Hendra Kepada Kontan, Jumat (27/12).

Namun, dari sisi eksternal, kabar positif datang dari China yang mengesahkan rencana stimulus besar-besaran melalui penerbitan obligasi khusus senilai CNY 3 triliun atau US$ 411 miliar pada 2025. 

Stimulus ini diharapkan dapat memperbaiki prospek pertumbuhan ekonomi China dan diproyeksikan oleh World Bank tumbuh sebesar 4,9% pada 2024 dan 4,5% pada 2025, naik dari proyeksi sebelumnya. 

Harapan pasar adalah stimulus ini dapat memberikan efek positif bagi mitra dagang utama China, termasuk Indonesia. Namun demikian, pasar tetap berhati-hati karena sentimen negatif seperti perlambatan global dan tantangan domestik masih menjadi penghalang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×