Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia hari ini (13/2) ditutup beragam dengan kecenderungan menguat menjelang rilis data inflasi konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) malam ini.
Melansir RTI, Selasa (13/2), Nikkei 225 Index ditutup menguat 2,89% ke level 37.964 pada perdagangan hari ini. Bursa saham China dan Hong Kong masih tutup pekan tahun baru.
Straits Times Index ditutup menguat 0,05% dari hari kemarin ke level 3.139. Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot jelang Pemilu 2024. Selasa (13/2), IHSG turun 1,20% atau 87,92 poin ke 7.209,74 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: IHSG Tumbang 1,20% ke 7.209 Saat Tutup Pasar Jelang Pemilu, Selasa (13/2)
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, pergerakan Bursa Asia dari Nikkei 225 Index yang berhasil menguat signifikan di hari ini. Hal ini dipengaruhi penguatan saham-saham teknologi di Nikkei 225 Index.
Penguatan tersebut dipengaruhi karena pendapatan perusahaan yang kuat, melemahnya mata uang yen, dan pandangan dovish terhadap kebijakan moneter Bank of Japan, sehingga terus mendorong pasar lebih tinggi.
Sedangkan, penurunan signifikan IHSG hari ini disebabkan oleh antisipasi menjelang pemilu yang akan digelar besok (14/2).
“Hal ini juga ditambah penurunan yang signifikan dari saham-saham Grup Prajogo Pangestu yang membuat tekanan ke IHSG,” ujar Azis kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).
Baca Juga: Meski Ada Pemilu, Dana Asing Masih Mengalir Deras ke Pasar Saham
Azis memprediksikan, pergerakan mayoritas Bursa Asia, khususnya Jepang pada perdagangan besok (14/2) kemungkinan bisa melemah. Pelemahan terjadi terutama untuk indeks yang hari ini tercatat menguat signifikan.
Hal ini disebabkan oleh antisipasi profit taking jangka pendek. Proyeksi pelemahan masing-masing indeks Bursa Asia berada di kisaran 0,5% - 1% untuk perdagangan hari Rabu.
“Selain disebabkan adanya kemungkinan aksi profit taking, pelemahan besok kemungkinan terjadi karena minim sentimen. Sebab, besok tidak banyak rilis data ekonomi yang bisa mempengaruhi pergerakan Bursa Asia,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News