Reporter: Recha Dermawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona hijau di perdagangan hari ini, Selasa (29/8). IHSG naik 0,52% atau 36,10 poin ke 6.957.83 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang memperkirakan, IHSG cenderung bergerak mendekati level psikologis 7.000
“IHSG kembali membentuk rising window bersamaan dengan penguatan Selasa (29/8). Konfirmasi resistance breakout di 6.950 menjadi indikasi bullish continuation. Secara teknikal, IHSG masih berpeluang menguat ke kisaran level 6.975 di Rabu (30/8).” kata Alrich.
Dari eksternal, salah satu pembalikan sentimen dipicu oleh keyakinan pelaku pasar terhadap potensi kenaikan terakhir Fed Funds Rate di FOMC September 2023.
Baca Juga: IHSG Naik 0,52% ke 6.957 Hari Ini (29/8), GOTO, KLBF, SCMA Top Gainers LQ45
Pasar juga relatif optimistis terhadap potensi soft-landing ekonomi di AS. Pandangan ini akan dipengaruhi oleh rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan sebesar 2,4% secara kuartalan di kuartal kedua 2023 dibanding 2% secara kuartalan di kuartal pertama 2023.
Dari dalam negeri, optimisme terhadap stabilitas ekonomi domestik dan outlook ekonomi Indonesia salah satunya masih ditopang oleh keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan di level 5.75% (24/8).
Top picks di Rabu (30/8) dari Alrich meliputi Bank BNI (BBNI), Bumi Resources Minerals (BRMS), Kalbe Farma (KLBF), Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM), Chandra Asri Petrochemical (TPIA), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Bumi Serpong Damai (BSDE)
Baca Juga: Beda Nasib, Inilah Harga Saham ASII & GOTO di Perdagangan Bursa Selasa (29/8)
Investment Analyst Infovesta Utama Fajar Dwi Alfian menyebut, IHSG besok berpotensi melanjutkan tren kenaikan dan berusaha menguji level psikologis 7.000. Kisaran perdagangan IHSG akan berada di 6.946-7.100`.
“Sentimen positif dari China berupa pelonggaran pajak perdagangan saham dan melandainya yield obligasi AS, di tengah antisipasi data tenaga kerja AS yang melandai,” kata Fajar.
Rekomendasi ada pada sektor konsumer non-primer seperti Mitra Adiperkasa (MAPI), dengan strategi buy on weakness.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
