Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sentimen masih membayangi IHSG pada perdagangan Senin (2/1).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta menyebut, dari domestik, para pelaku pasar akan mencermati data S&P Manufacturing Purchasing Managers' Index (PMI) maupun data-data inflasi Indonesia.
Dari eksternal, investor juga mencermati data-data S&P Manufacturing PMI yang juga akan dirilis di berbagai negara.
"Di samping itu, market AS, Tiongkok, Inggris maupun beberapa negara lainnya masih tutup dalam rangka memperingati hari libur nasional, yakni tahun baru," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (1/1)
Proyeksi dia, IHSG akan bergerak di support 6.834, 6.798 dan resistance 6880, 6953.
Baca Juga: Kinerja Portofolio Investasi 2022 Lebih Rendah Dibandingkan Tahun 2021
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menilai, pasar akan mencermati rilis angka inflasi dan PMI Manufaktur domestik, serta data ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS). Ditambah, adanya ketidakpastian terkait perekonomian China dan kasus Covid-19 yang sedang naik di negeri Tirai Bambu tersebut. Proyeksi Fajar, IHSG akan bergerak di rentang 6.800 – 6.930 pada Senin (2/1).
Asal tahu, IHSG ditutup melemah 0,14% ke level 6.850,619 pada perdagangan Jumat (30/12). Meski demikian, dalam sepekan IHSG masih menguat 0,73%. Dalam sepekan, investor asing melakukan aksi jual yang cukup besar, mencapai Rp 1,36 triliun.
Baca Juga: Intip Proyeksi IHSG pada Pekan Pertama Tahun 2023
Fajar menyebut, sejumlah faktor menjadi penggerak IHSG dalam sepekan. Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mulai ditiadakan di bulan depan menjadi sentimen positif.
Optimisme pembukaan kembali ekonomi di China menjadi sentimen positif. Namun, kebijakan ini sempat menjadi sentimen negatif karena pembukaan ekonomi memicu kenaikan kasus infeksi di China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News