Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bakal kembali melemah di hari terakhir bulan Januari 2025, Jumat (31/1).
Asal tahu saja, IHSG merosot 1,29% ke level 7.073,47 pada penutupan perdagangan Kamis (30/1). Kemarin, IHSG turun setelah libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Joshua Marcius melihat, pelemahan IHSG kemarin disebabkan karena aksi jual asing alias net foreign sell yang masih berlanjut pada pasar reguler.
“Selain itu, ada kemungkinan akan ada dimulai pemberlakuan tarif baru atas barang impor dari Kanada, Meksiko, dan China ke Amerika Serikat (AS) serta penahanan suku bunga oleh The Fed,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).
Baca Juga: Fed Tahan Suku Bunga, Aksi Jual Asing di Pasar Saham Bisa Berlanjut
Joshua pun melihat, IHSG bakal kembali melemah pada perdagangan hari ini dengan pergerakan di level support 6.950 dan resistance 7.270.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan indeks adalah keputusan Federal Reserve dalam mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) di kisaran 4,25% - 4,50%.
“Kemudian, ada pemberian sinyal jeda (pause) dalam pelonggaran kebijakan moneter sambil menunggu rilis data inflasi dan pasar tenaga kerja lebih lanjut,” ungkapnya.
Joshua pun menyarankan investor untuk mencermati secara teknikal saham SCMA, EMTK, dan DEWI pada hari ini.
Baca Juga: Bursa Saham Australia Capai Rekor Tertinggi, Jumat (31/1) Disokong Saham Komoditas
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang melihat, secara teknikal IHSG kemarin ditutup break low MA20 di kisaran level 7.111. Pergerakan itu terjadi seiring dengan penyempitan positive slope pada indikator MACD serta pembentukan death cross pada indikator Stochastic RSI di overbought area.
Sehingga, Alrich melihat IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini. Pergerakannya diproyeksikan ada di level support 7.050 dan resistance 7.150, dengan pivot 7.100.
Sentimen yang memengaruhi kinerja IHSG hari ini diperkirakan berasal dari luar dan dalam negeri.
Dari Amerika, pasar mengantisipasi rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index bulan Desember 2024 sebagai acuan untuk mengetahui tingkat inflasi yang terjadi dari sisi produsen.
“Pasar memperkirakan PCE Price Index Amerika di Desember 2024 mengalami kenaikan menjadi 2,6% secara tahunan alias year on year (YoY) dari 2,4% YoY di November 2024,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).
Baca Juga: IHSG Masih Rawan Koreksi Jumat (31/1), Cermati Proyeksi Saham Berikut
Dari kawasan Eropa, pasar mengantisipasi rilis data tingkat pengangguran bulan Januari 2025 di Jerman yang diperkirakan naik menjadi 6,2%, dari 6,1% di Desember 2024. Sementara, rilis data awal tingkat inflasi tahunan bulan Januari 2025 di Jerman diperkirakan stabil di level 2,6% YoY.
Dari regional, pasar mengantisipasi rilis data tingkat pengangguran bulan Desember 2024 di Jepang yang diperkirakan stabil di level 2,5%. Di sisi lain, rilis data Retail Sales bulan Desember 2024 di Jepang diperkirakan tumbuh 3,2% YoY, lebih tinggi dibanding realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,8% YoY.
“Sementara dari domestik, pasar menantikan rilis laporan keuangan tahunan 2024 sejumlah emiten, terutama emiten-emiten blue chip sebagai acuan untuk mengetahui kinerja emiten tersebut,” ungkapnya.
Alrich menyarankan investor untuk melirik pergerakan saham LSIP, TAPG, SCMA, EMTK, dan MAPI pada perdagangan hari ini.
Selanjutnya: Fed Tahan Suku Bunga, Aksi Jual Asing di Pasar Saham Bisa Berlanjut
Menarik Dibaca: 4 Drakor Hwang Min Hyun, Terbaru Ada Study Group di Viu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News