Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir pekan lalu, Jumat (4/3). IHSG berada di posisi 6.928,32 setelah naik 59,92 poin atau menguat 0,87%.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto melihat IHSG masih mendapatkan dorongan yang kuat dari capital inflow. Di sisi lain, sentimen dari bursa luar negeri masih cenderung negatif, imbas konflik Rusia-Ukraina yang masih menjadi perhatian utama dunia.
"Pasukan Rusia yang merebut pembangkit listrik tenaga nuklir pada akhir pekan lalu dilihat sebagai serangan yang berisiko menimbulkan bencana sehingga direspon negatif oleh pasar," ujar Pandhu saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (6/3).
Pada perdagangan Senin (7/3), Pandhu melihat pasar akan menantikan data ekspor impor dan neraca perdagangan China. Hal ini dinantikan oleh pasar mengingat China merupakan pengguna batubara terbesar dunia sehingga akan terlihat bagaimana dampak penguatan batubara belakangan ini.
Jika melemah, maka berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi. "Dapat kita lihat juga apakah harga batubara yang tinggi seperti saat ini masih dapat terjangkau oleh mereka. Karena jika tidak terjangkau maka harga batubara akan segera terkoreksi," sambung Pandhu.
Baca Juga: IHSG Melemah Pada Awal Perdagangan Senin (7/3), Asing Lepas BBCA, BBRI, ITMG
Selain sektor komoditas, rata-rata sektor lainnya masih dalam tren sideways, bahkan cenderung terkoreksi dalam jangka pendek. Alhasil, Pandhu menyarankan wait and see terlebih dulu menunggu perkembangan kondisi.
Pandhu memperkirakan adanya potensi koreksi IHSG pada awal pekan ini, dengan level support di sekitar 6.860 dan resistance di level all time high 6.997.
Sementara itu, Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan IHSG pada perdagangan Senin ini berpotensi mengalami penguatan melihat terbentuknya pattern bullish harami pada perdagangan Jumat lalu.
Ivan memproyeksikan level resistance 6.973 dan support 6.850. "Faktor naiknya harga komoditas CPO, energi dan logam diperkirakan masih akan menjadi penggerak IHSG. Dengan demikian kemungkinan masih akan digerakkan oleh saham-saham energi dan komoditas logam," jelas Ivan.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya juga memandang IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menuju area 7.000, dengan range 6.900-7.000. Cheryl memperkirakan harga komoditas unggulan Indonesia masih kembali menguat dan investor asing melanjutkan pembelian.
Sebab, banyak investor asing yang menarik investasinya dari Rusia dan dipindahkan ke negara-negara berkembang yang prospektif, seperti Indonesia. Cheryl menjagokan emiten-emiten di sektor komoditas khususnya energi, base metal dan CPO.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Berpeluang Menguji Resistance 6.970 Pada Senin (7/3)
Cheryl menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Sedangkan Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe memprediksi IHSG hari ini bergerak di level support 6.850 dan resistance di posisi 7.050. Kiswoyo menjagokan saham dari sektor perbankan seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Selain itu, Kiswoyo juga melirik saham-saham dari sektor industrial dan telekomunikasi seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News