Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Phillip Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak bullish (moderate) dengan rentang support 6.967 dan resistance 7.150 pada perdagangan Senin (8/8).
Indeks saham di Asia pagi ini Senin (8/8) dibuka turun setelah mayoritas indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu ditutup turun. Meskipun demikian, S&P 500 dan NASDAQ secara mingguan mencatatkan kenaikan.
Investor mempertimbangkan apa arti pasar tenaga kerja yang solid bagi kampanye kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve.
Rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) akhir pekan lalu memperlihatkan bahwa ekonomi AS secara mengejutkan menambah 528.000 pekerja bulan lalu, lebih baik dari estimasi penambahan 250.000 dan lebih tinggi dari penambahan 398.000 di bulan Juni.
Baca Juga: Samuel Sekuritas: Buy Saham BBNI, TLKM, FILM, dan Sell Saham TAPG
Data NFP ini memberi sinyal bahwa ekonomi AS tidak sedang berada dalam resesi seperti yang ditakutkan banyak orang. Selain itu, data NFP ini juga memperlemah spekulasi bahwa ekonomi AS yang sedang melambat mungkin berarti inflasi akan segera mencapai puncaknya.
Dengan kata lain, Federal Reserve mungkin tidak akan memperlambat lebih awal kenaikan suku bunga acuan secara agresif untuk memerangi inflasi seperti yang diharapkan investor. Padahal pergerakan indeks saham utama di Wall Street bertumpu di sekitar ekspektasi tentang suku bunga.
Rata-rata Upah Per Jam (Average Hourly Earnings) secara tak terduga tumbuh 0,5% month-on-month (MoM) dan 5,2% year-on-year (YoY), lebih cepat dari kenaikan 0.4% MoM dan 5,2% YoY di bulan Juni 2022.
Hal Ini di satu sisi sangat menolong anggota masyarakat yang berusaha bertahan hidup di tengah inflasi yang mencapai tingkat tertinggi dalam 40 tahun. Namun di sisi lain membuat investor khawatir bahwa inflasi yang tinggi akan semakin mengakar dalam ekonomi AS.
Tingkat Pengangguran turun menjadi 3,5% di bulan Juli, terendah sejak Februari 2020 dari 3,6% di bulan sebelumnya pada saat analis memprediksi tidak ada perubahan.
Pasar obligasi merespon data NFP dengan kenaikan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun menjadi 2,84% dari 2,69%.
Investor langsung berspekulasi bahwa ada sekitar 70% probabilitas Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis points (bps) di bulan September, mendongkrak yield US Treasury bertenor 2 tahun lebih tinggi 20 bps menjadi 3,24% sehingga memperbesar pergerakan terbalik (inverse) pada kurva imbal hasil.
Baca Juga: Bursa Senin (8/8) Segera Dibuka, Intip Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas
Di pasar komoditas, harga emas memperpanjang penurunan dengan merosot hampir 1% akhir pekan lalu setelah data NFP meredakan kekhawatiran atas terjadinya resesi dan memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan tetap menaikkan suku bunga.
Harga minyak mentah naik tipis karena kekhawatiran mengenai ketatnya pasokan minyak global dapat diimbangi oleh ekspektasi penurunan permintaan bahan bakar minyak (BBM).
Berikut merupakan rekomendasi teknikal dari Phillip Sekuritas untuk perdagangan Senin (8/8):
PT Adhi Karya Tbk (ADHI)
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : Rp 765-Rp 770
Target Price 1 : Rp 825
Target Price 2 : Rp 850
Stop Loss : Rp 705
PT Blue Bird Tbk (BIRD)
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : Rp 1.650
Target Price 1 : Rp 1.805
Target Price 2 : Rp 1.880
Stop Loss : Rp 1.495
PT. Mulia Industrindo Tbk (MLIA)
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : Rp 605
Target Price 1 : Rp 635
Target Price 2 : Rp 650
Stop Loss : Rp 575
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News