kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   -11,56   -1.24%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Proyeksi Harga Saham BBRI, BBNI, BMRI, dan BBCA


Jumat, 27 Januari 2023 / 06:15 WIB
Simak Proyeksi Harga Saham BBRI, BBNI, BMRI, dan BBCA


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat emiten perbankan, yakni BBRI, BBNI, BMRI, dan BBCA diperkirakan mendapat laba besar pada kinerja tahun 2022.

Sejalan dengan hal tersebut, kinerja sahamnya pun di tahun ini diperkirakan masih akan mencatatkan kinerja positif, seiring dengan tren kenaikan suku bunga yang berpotensi mendongkrak margin bunga bersih dan ekspektasi pertumbuhan kredit yang masih baik.

Harga saham BBRI pada perdagangan Kamis (26/1) dan saham BBCA ditutup menguat. Saham BBRI persis di tutup di harga Rp 4.590 per saham. Sedangkan, saham BBCA persis di harga penutupan Rp 8.475 per saham.

Dibandingkan dengan penutupan Rabu (25/1), harga saham BBRI naik 0,66% dari Rp 4.560. Sementara dari penutupan Rabu (25/1), harga saham BBCA naik 3,35% dari Rp 8.200.

Baca Juga: Bank-Bank Besar Catatkan Rekor Pertumbuhan Laba pada 2022

Pada hari yang sama, harga saham BBNI naik ke level Rp 9.475, bertambah 40 poin atau 1,04%. Saham BMRI juga tercatat naik 175 poin atau ke level Rp 9.825.

Laporan kinerja keuangan emiten perbankan untuk tahun buku 2022 disebut mendorong harga saham BBRI, BBCA dan BMRI.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat, prospek saham perbankan tahun ini masih baik sama seperti tahun sebelumnya.

"Apalagi kalau kita perhatikan bank-bank buku besar sudah memiliki segmented customernya sendiri yang dimana mampu menjaga pertumbuhan kredit dan mengelola NPL nya dengan baik. Tidak hanya itu saja, stabilitas pemulihan ekonomi juga merupakan salah satu hal yang terpenting karena akan menjaga daya beli serta konsumsi," kata Nico kepada kontan.co.id, Kamis (26/1).

Lebih lanjut Nico menyebut, pertumbuhan kredit juga menjadi salah satu yang harus di perhatikan, karena ternyata bank-bank buku 4 mampu menjaga pertumbuhan kreditnya dengan baik.

Nico memperkirakan laba Bank BMRI untuk tutup buku 2022 mencapai Rp 40,86 triliun, lalu BBRI mencapai Rp 52,03 triliun, dan BBNI diproyeksikan mencapai Rp 24,42 triliun. 

Baca Juga: BNI Targetkan Kredit Tumbuh 7%-9% di Tahun 2023

Untuk diketahui, BBCA dan BBNI sudah mencatatkan laba bersih sepanjang tahun 2022. BBCA mengantongi untung mencapai Rp40,7 triliun di tahun 2022, atau tumbuh 29,6% YoY. Sementara BBNI mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 18,31 triliun.

Nico mengatakan, perlambatan ekonomi global memang masih menjadi salah satu perhatian karena akan mampu menurunkan aktivitas perekonomian. Kendati demikian, ia melihat bank-bank besar masih akan cukup kuat menahan volatilitas yang terjadi di pasar.

Nico pun menargetkan harga saham bank besar akan terus meningkat di sepanjang tahun ini. BBCA di level Rp 9.300, BBRI di level Rp 5.500, BBNI di level Rp 11.200, dan BMRI di level Rp 11.700.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian juga memperkirakan, saham perbankan tahun ini masih akan mencatatkan kinerja positif, seiring dengan tren kenaikan suku bunga yang berpotensi mendongkrak margin bunga bersih dan ekspektasi pertumbuhan kredit yang masih baik.

"Untuk kinerja laba di tahun 2022 juga diproyeksi masih akan positif, seiring dengan pemulihan ekonomi domestik," ungkap Fajar.

Sementara untuk prospek kinerja dari bank-bank besar ini juga disebut Fajar masih akan cukup baik, didukung ekspektasi pertumbuhan kredit dan margin bunga bersih yang baik, seiring dengan kenaikan suku bunga.

Baca Juga: Ekonom: Salah Satu Hal Paling Krusial dalam Bangun Rupiah Digital Adalah Keamanan

Sementara itu, secara teknikal Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memperkirakan untuk perdagangan hari ini (26/1) BBNI sudah berada di akhir penguatan dalam jangka pendeknya dan rawan koreksi.

Sementara untuk BBCA, dengan break dari area resistance di Rp 8.375, maka ia melihat adanya peluang penguatan lanjutan ke rentang area Rp 8.525-Rp 8.700.

Herditya juga memperkirakan untuk BMRI, selama masih belum mampu break Rp 10.000, maka masih ada peluang BMRI terkoreksi dalam jangka pendek terlebih dahulu.

"Kami mencermati untuk BBRI masih rawan koreksi dalam jangka pendek, apabila belum mampu break Rp 4.680," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×