Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski data dalam negeri bagus, rupiah tetap tak berkutik di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, di pasar spot Senin (17/10), rupiah versus USD keok 0,28% ke 13.069 dibanding hari sebelumnya.
Mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,05% ke 13.054. David Sumual, ekonom Bank Central Asia (BCA) menilai penyebab pelemahan rupiah adalah faktor eksternal. "Padahal, data dalam negeri kita bagus, neraca perdagangan surplus," katanya.
Neraca perdagangan Indonesia pada September surplus sebesar US$ 1,21 miliar, tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Sayang, data tersebut tak banyak membantu rupiah.
"Data AS akhir pekan lalu juga baik. Pelaku pasar dan investor semakin yakin suku bunga The Fed akan dinaikkan bulan depan," kata Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka.
Pekan ini, pelaku pasar menunggu Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan mengkaji ulang tingkat suku bunga acuan.
Tapi, ekspektasinya tetap dan tak banyak efek. Hari ini (18/10), David menduga rupiah menguat di 13.000–13.090. Prediksi Tonny, rupiah terkoreksi di 13.025–13.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News