kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak penopang kinerja Intiland Development (DILD) sepanjang 2019


Senin, 06 April 2020 / 14:21 WIB
Simak penopang kinerja Intiland Development (DILD) sepanjang 2019
ILUSTRASI. Maket kondominium Fifty Seven Promenade dipajang di marketing gallerynya di Jakarta,


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun 2019. 

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan naiknya pendapatan usaha di tahun 2019 terutama dari pengakuan penjualan di segmen pengembangan mixed-use and high rise dan kawasan perumahan. Kenaikan tersebut juga ditopang dari penjualan dari aset-aset non-core yang belum akan dikembangkan dalam waktu dekat pada kuartal keempat tahun lalu.

Baca Juga: Laba Intiland Development (DILD) melesat 23,45% pada 2019

“Pendapatan usaha meningkat terutama karena adanya penyelesaian beberapa proyek baru, sehingga hasil penjualannya bisa diakui dan dicatatkan sebagai pendapatan usaha,"kata Archied dalam keterangan tertulis yang dikutip Kontan.co.id, Senin (6/4). 

Pembangunan proyek yang sudah pada tahap penyelesaian dan mulai serah terima ke konsumen antara lain kondominium Graha Golf, The Rosebay, Spazio Tower dan 1Park Avenue. 

Menurut Archied, pendapatan pengembangan (development income) masih memberikan kontribusi terbesar yang mencapai Rp 2,1 triliun atau 77,2% dari keseluruhan. Dibandingkan tahun 2018 senilai Rp 1,9 triliun, nilai pendapatan pengembangan meningkat sebesar 8%.

Dari sumber pendapatan pengembangan, segmen mixed-use & high rise tercatat memberikan kontribusi paling besar mencapai Rp 1,1 triliun, atau 40,6%. Kontribusi tersebut mengalami peningkatan 35,6% dibandingkan pencapaian 2018 yang sebesar Rp 819,5 miliar.

Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan yang mencapai Rp 942 miliar atau 34,4%. Dibandingkan pencapaian tahun 2018 sebesar Rp 629,6 miliar, terjadi peningkatan sebesar 49,6% di tahun 2019.

“Segmen pengembangan kawasan industri menyumbang Rp 60,3 miliar atau 2,2% dari total. Sebagian besar berasal dari penjualan lahan industri Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur dan penjualan gudang logistik di Aeropolis, Tangerang. 

Pendapatan usaha berikutnya bersumber dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang memberikan kontribusi Rp 623,1 miliar atau setara 22,8% dari total.  Pendapatan usaha dari segmen properti investasi ini membukukan peningkatan 4,5% dibandingkan pencapaian tahun 2018 yang nilainya Rp 596,4 miliar.

Meningkatnya pendapatan usaha menyebabkan laba kotor Intiland juga mengalami kenaikan. Mereka mencatatkan perolehan laba kotor tahun 2019 sebesar Rp 1,1 triliun, naik 12,5% dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp 1 triliun. Sementara laba usaha perseroan juga melonjak 44,2% menjadi Rp 603,5 miliar, dibandingkan tahun 2018 senilai Rp 418,7 miliar.

Lalu, laba bersih Intiland tahun lalu Rp 251,4 miliar, naik 23,5% dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 203,7 miliar. "Naiknya laba bersih ini juga disumbang dari hasil penjualan saham perseroan di National Hospital di Surabaya, pada akhir tahun lalu,” ungkap Archied.

Baca Juga: Lanjutkan Proyek, Intiland (DILD) Siapkan Belanja Modal Rp 1,5 Triliun

Archied mengakui bahwa tantangan Industri properti cukup berat tahun ini. Kondisi darurat akibat pandemik penyebaran Covid-19 telah secara langsung menciptakan dampak negatif terhadap kondisi perekonomian dan bagi upaya pemulihan sektor properti nasional serta berdampak terhadap arus kas perusahaan.

Intiland akan terus berupaya menjaga kinerja usaha tahun ini dengan strategi pengembangan fokus pada proyek-proyek eksisting atau proyek yang berjalan. Mencermati perkembangan situasi dan kondisi saat ini, perseroan cenderung menempuh langkah konservatif dalam memutuskan setiap pengembangan proyek baru.

“Peluncuran proyek baru tentu ada sesuai rencana pengembangan. Namun kami terus memantau situasi dan arah pergerakan pasar secara teliti dan hati-hati untuk mendapatkan momentum terbaik saat peluncuran,” kata Archied.

Untuk tahun ini, Intiland akan fokus pada upaya meningkatkan kinerja penjualan dari inventori atau stok produk di proyek-proyek berjalan. Mereka juga berencana terus mengeksplorasi semua peluang pasar, termasuk ke segmen konsumen menengah ke bawah yang masih cenderung bergerak dengan target utama para pembeli akhir (end user).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×