kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Simak keunggulan EBA-SP sebagai alternatif investasi


Jumat, 09 Februari 2018 / 20:41 WIB
Simak keunggulan EBA-SP sebagai alternatif investasi
ILUSTRASI. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain dibutuhkan sebagai alternatif pendanaan bagi suatu perusahaan, Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP) juga bisa dimanfaatkan oleh investor yang ingin mendiversifikasi portofolio.

Deputi Direktur Perizinan Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan, I Made Bagus Tirthayatra menjelaskan, EBA-SP merupakan instrumen yang diterbitkan oleh penerbit dengan aset portofolio berupa kumpulan piutang. Piutang ini diperoleh dari kreditur asal yang sebelumnya mendapat pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) kepada debitur.

EBA-SP termasuk instrumen investasi yang tergolong baru di Indonesia. Produk ini pertama kali diluncurkan pada 2015 seiring dengan terbitnya POJK 23/POJK.04/2014.

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menjadi perusahaan pertama yang menerbitkan EBA-SP. Bahkan, hingga kini SMF masih menjadi satu-satunya perusahaan yang menerbitkan EBA SP.

Menurut Sid Kusuma, Senior Vice President Head of Securitization & Loan Purchase Program SMF, pihaknya telah menerbitkan empat EBA-SP sampai tahun 2017 dengan nilai sekuritisasi sebesar Rp 2,7 triliun.

Katanya, tahun ini, SMF berencana kembali menerbitkan EBA-SP senilai Rp 2 triliun. “Perkiraan kami transaksi EBA-SP akan terjadi Maret nanti,” katanya, Jumat (9/2).

Dari sisi pihak kreditur asal, hingga kini baru Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Mandiri yang pernah menjalankan fungsi tersebut dalam penerbitan EBA-SP.

Made mengatakan, EBA-SP sebenarnya dapat ditawarkan melalui penawaran umum atau tanpa penawaran umum. Jika EBA-SP ditawarkan melalui penawaran umum, maka penerbit wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK dan mesti diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek.

Sebaliknya, penerbit EBA-SP tanpa penawaran umum, tidak wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK, namun wajib menyampaikan dokumen keterbukaan. “Memang dalam praktiknya, sejauh ini EBA-SP yang beredar itu terbit melalui penawaran umum,” ujarnya, Jumat (9/2).

Investor dapat melakukan pembelian EBA-SP melalui bank kustodian dengan biaya minimum investasi senilai Rp 5 juta. Kemudian, dana investasi tersebut diteruskan kepada kreditur asal atas instruksi penerbit.

Made menilai, ada sejumlah manfaat EBA-SP yang membuat instrumen tersebut layak dimiliki oleh investor sebagai upaya diversifikasi portofolio. Salah satunya, investor akan memperoleh klaim langsung kepada aset yang menjadi dasar EBA-SP. Investor juga diuntungkan dengan rendahnya default rate lantaran terbaginya aset piutang ke dalam banyak debitur.

Selain itu, potensi gagal bayar ketika berinvestasi EBA-SP tergolong kecil. Hal ini mengingat seluruh EBA-SP yang sudah pernah diterbitkan mendapat peringkat idAAA dari Pemeringkat Efek Indonesia. “Karena kualitas aset KPR-nya bagus,” tutur Made.

Sid Kusuma menambahkan, potensi imbal hasil dari EBA-SP tergolong menarik bagi investor. Berkaca pada penerbitan-penerbitan EBA-SP terdahulu, imbal hasil instrumen tersebut rata-rata 75-100 bps lebih tinggi ketimbang imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) untuk tenor yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×