Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi kembali menguat pada Kamis (25/2). Katalis yang menopang rupiah masih datang dari Pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang cenderung dovish dan sinyal akan disahkannya paket stimulus Amerika Serikat (AS).
Dalam pidato di depan Kongres, Powell mengatakan, bahwa The Fed masih akan mempertahankan suku bunga di level rendah dan membeli obligasi. Selain itu, Powell menyebut kenaikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS masih jauh dari yang diharapkan.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana bilang, komentar The Fed tersebut masih akan membuat rupiah menguat hingga perdagangan Kamis (25/2).
"Dari DPR AS ada sinyal stimulus akan disahkan, likuiditas dolar AS berpotensi bertambah dan rupiah bisa menguat," kata Fikri, Rabu (24/2). Diperkirakan Kongres AS akan melakukan voting pengesahan paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun itu pada Jumat (26/2).
Baca Juga: Ini sentimen yang mempengaruhi penguatan rupiah ke Rp 14.085 per dolar AS
Namun, untuk jangka panjang, pengesahan stimulus AS akan membuat inflasi AS naik. Ujungnya, The Fed berpotensi lebih cepat melakukan normalisasi dengan meningkatkan suku bunga acuannya. Jika hal ini terjadi, maka rupiah berpotensi kembali melemah.
Nah, untuk perdagangan besok (25/2), Fikri memproyeksikan rupiah masih lanjut menguat tipis dalam kisaran Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS.
Asal tahu saja, rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,06% ke Rp 14.085 per dolar AS pada Rabu (24/2). Kompak, kurs tengah di Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah menguat 0,26% ke Rp 14.089 per dolar AS.
Selanjutnya: Harga CPO menguat, laba Astra Agro Lestari (AALI) melesat 294% pada 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News