Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pekan keempat Januari 2020, sejumlah komoditas akan diperdagangkan dengan harga yang atraktif pekan ini, salah satunya adalah minyak mentah.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonsia Andy Wibowo Gunawan memperkirakan produksi minyak harian di Amerika Serikat (AS) untuk periode 22 Januari akan cenderung stagnan dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Sementara itu, Mirae Asset memperkirakan input kilang minyak AS untuk 22 Januari akan lebih tinggi dari angka pekan lalu. Secara keseluruhan, harga minyak dunia akan menarik pekan ini.
Selain minyak mentah, komoditas energi lain yang cukup atraktif pekan ini adalah batubara, salah satu katalis datang dari China. Aktivitas manufaktur China mulai berkembang, seperti yang tercermin dalam pertumbuhan produksi industri China bulan Desember.
Sehingga, Mirae Asset menilai total pertumbuhan konsumsi listrik China untuk bulan Desember akan lebih baik daripada bulan sebelumnya.
“Kami juga mencatat bahwa pertumbuhan output pembangkit listrik tenaga batubara China bulan Desember meningkat menjadi 9,2% dari bulan sebelumnya di 6,6% secara year-on-year (YoY), tulis Andy dalam riset, Selasa (26/1).
Baca Juga: Harga minyak sawit dan kedelai kembali menguat, cermati saham-saham ini
Lebih lanjut, angka ekspor batubara Australia ke China diyakini akan tetap melemah seiring masalah geopolitik antara kedua negara. Di sisi lain, Mirae Asset memperkirakan ekspor batubara Indonesia ke China akan meningkat dalam waktu dekat.
Sehingga, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan saham terkait minyak serta batubara akan menarik pekan ini.
Dari sektor komoditas logam, Mirae Asset meyakini bahwa persediaan nikel di bursa London Metal Exchanges (LME) akan lebih rendah pekan ini. Selain itu, persediaan tembaga di LME juga akan turun pekan ini.
Faktor ini bakal menjadi risiko kenaikan harga nikel global karena harga tembaga dan nikel memiliki korelasi positif yang cukup kuat. Sebagai catatan, pada 22 Januari 2021, persediaan tembaga di LME sebesar 87.725 ton, turun 12,2% secara mingguan, dan turun 53,8% secara tahunan.
Harga timah dunia juga diproyeksikan bakal menarik pekan ini. Pekan lalu, pada 22 Januari 2020, persediaan timah di LME turun menjadi 1.020 ton dari pekan sebelumnya 1.635 ton.
Adapun persediaan timah di LME diproyeksikan akan lebih rendah dibandingkan pekan lalu. Selain itu, peningkatan aktivitas manufaktur China yang akan meningkatkan daya beli di China berpotensi mengangkat harga timah.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham BWPT, INDY, dan ERAA untuk Rabu (27/1)
Sehingga, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS) dan saham terkait nikel serta timah akan menarik pekan ini.
Sementara harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) akan bervariasi pekan ini. Fenomena La Nina yang moderat tahun ini akan menjadi faktor kenaikan harga CPO global untuk pekan ini.
Di sisi lain, survei terbaru yang dilakukan oleh Intertrek Testing Services, ekspor CPO Malaysia pada 1-20 Januari 2021 turun 43,1% menjadi 607.900 ton dibandingkan periode sebelumnya.
Secara keseluruhan, Mirae Asset menilai harga CPO global akan diperdagangkan dua sisi mengingat adanya katalis dua sisi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
