kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.032   -33,90   -0,48%
  • KOMPAS100 1.050   -5,34   -0,51%
  • LQ45 825   -5,45   -0,66%
  • ISSI 214   -1,14   -0,53%
  • IDX30 423   -0,89   -0,21%
  • IDXHIDIV20 514   0,37   0,07%
  • IDX80 120   -0,73   -0,61%
  • IDXV30 125   1,14   0,92%
  • IDXQ30 142   0,20   0,14%

Simak berita menarik di bursa saham hari ini!


Selasa, 24 Maret 2015 / 05:43 WIB
Simak berita menarik di bursa saham hari ini!
Promo Hypermart Hyper Diskon Weekday Terbaru 10-12 Oktober 2023, Promo Murah Setiap Hari dan Produk Fresh Selama 3 Hari.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Kami menyajikan sejumlah berita bursa saham di halaman 4 Harian KONTAN edisi hari ini (24/3), sebagai berikut.

Prospek Emiten Konstruksi

Emiten konstruksi pelat merah tampaknya cukup optimistis bisa tumbuh maksimal di 2015. Empat emiten konstruksi milik pemerintah menargetkan bisa mengantongi pendapatan Rp 61,5 triliun. Dengan target raihan laba bersih mencapai Rp 2,58 triliun.

Perusahaan tersebut diantaranya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).  Untuk memenuhi target tersebut, empat emiten BUMN tersebut masing-masing menargetkan bisa meningkatkan pendapatan di atas 28%.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) misalnya memasang target pendapatan mencapai Rp 13,2 triliun sepanjang tahun ini. Angka tersebut naik 53,4% secara year-on-year (yoy). Sedangkan laba bersih diharapkan bisa meningkat 35,8% menjadi Rp 440,1 miliar dari Rp 324,07 miliar di 2014.

Kontribusi pendapatan terbesar dari anak usahanya yakni ADHI Persada Properti dan PT Adhi Persada Realty. Dimana total kontribusi sebesar 66,6%.

Padahal sepanjang 2014, pendapatan ADHI merosot 11,3%  menjadi Rp 8,6 triliun begitu juga laba bersih turun 20,2%  menjadi Rp 324,07 miliar secara yoy.

Ekspansi Anak TLKM

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tengah mencari sumber pendanaan untuk membiayai anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini. Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) ini menjajaki pinjaman senilai US$ 150 juta.

Sejumlah bank siap mengucurkan pinjaman kepada Telkomsel, antara lain Australia and New Zealand Bank, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan Bank of Tokyo. "Semua sedang dijajaki, kami belum bisa banyak disclose," ungkap Vice President Corporate Communication Telkomsel Adita Irawati kepada KONTAN, Senin (23/3).

Telkomsel pada tahun ini menyiapkan belanja modal berkisar Rp 12 triliun hingga Rp 13 triliun. Jumlah tersebut setara 18%-20% dari target pendapatan sepanjang tahun ini yang mencapai Rp 70 triliun. Belanja modal Telkomsel tersebut sekitar 55% dari total capex TLKM yang sebesar Rp 20 triliun hingga Rp 22 triliun. "Sebagian besar capex untuk pembangunan jaringan," ungkap Adita.

Telkomsel merupakan tulang punggung Grup Telkom. Pada tahun lalu, pendapatan Telkomsel tumbuh 10,4% year-on-year (yoy) menjadi Rp 66,25 triliun. Adapun laba bersihnya menanjak 11,9% (yoy) menjadi Rp 19,4 triliun. Sedangkan TLKM membukukan pendapatan tahun lalu mencapai Rp 89,70 triliun. Ini berarti pendapatan Telkomsel setara dengan 73,8% terhadap total pendapatan konsolidasi TLKM.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berupaya melipatgandakan keuntungan. Tahun ini, SRIL membidik laba bersih US$ 49,23 juta, atau tumbuh 10% daripada realisasi laba pada tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam kepada KONTAN, Senin (23/3), mengakui pertumbuhan bisnis SRIL pada tahun ini diproyeksikan tidak setinggi tahun lalu. Sepanjang 2014, laba bersih SRIL melejit 51,26% menjadi US$ 44,76 juta daripada tahun sebelumnya US$ 29,59 juta. Dia menjelaskan pada tahun lalu ada deviasi karena perubahan laporan keuangan dari denominasi rupiah menjadi dollar Amerika Serikat.

Welly bilang, melejitnya perolehan laba 2014 dipicu beberapa faktor. Pertama, efisiensi produksi. Kedua, SRIL mendapatkan keringanan pajak penghasilan (PPh) dari 25% menjadi 20%. Soalnya, porsi saham publik SRIL melebihi 40%.

Ketiga, rugi kurs SRIL menurun 81,68% dari sebelumnya US$ 11,63 juta menjadi US$ 2,13 juta. Keempat, SRIL baru saja mengubah pembukuan laporan keuangan dari rupiah menjadi dollar AS, sehingga menyebabkan nilai biayanya mengecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×