kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Silakan menyimak 5 topik penting hari ini


Kamis, 05 Desember 2013 / 07:10 WIB
Silakan menyimak 5 topik penting hari ini
ILUSTRASI. Jajaran direksi PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) usai konferensi pers di Jakarta, Selasa (19/7/2022). KONTAN/Baihaki/19/7/2022


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang layak disimak hari ini:

- Indeks saham syariah lebih tahan banting

Indeks saham syariah pun mengekor. Hanya saja, indeks saham syariah lebih tahan banting ketimbang saham-saham unggulan yang masuk indeks LQ45.

Lihat saja, kinerja Jakarta Islamic Index (JII). Secara year to date, return JII memang minus 2,21% ke 577,39. Tapi, itu lebih baik ketimbang return indeks LQ45 yang minus 4,25% ke 703,78, di periode sama.

Indeks Syariah Saham Indonesia (ISSI) juga lebih baik. Sejak akhir 2012, ISSI tercatat hanya minus 1,8% ke level 142,38. ISSI adalah kumpulan saham syariah yang masuk dalam daftar efek syariah (DES). Sampai awal Desember 2013, terdapat 328 saham emiten yang terdaftar di ISSI.

Sementara JII adalah indeks saham syariah yang terpilih berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan dan tingkat kapitalisasi pasar. Tercatat 30 saham saham yang masuk Jakarta Islamic Index.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, penurunan indeks saham syariah lebih kecil dibandingkan LQ45 karena tidak ada emiten perbankan yang masuk dalam indeks syariah. Padahal, "Saham perbankan tengah terkena dampak kondisi makro ekonomi Indonesia yang tengah melambat," ujar dia.

- Memilah SUN yang berpotensi naik

Kondisi ekonomi di pengujung tahun yang belum stabil mengakibatkan pasar obligasi terus berfluktuasi. Nah, agar kerugian tidak semakin dalam, investor bisa mencermati seri-seri surat utang negara (SUN) yang masih berpotensi memberi keuntungan.

Direktur Utama Bond Research Indonesia (BondRI), Tumpal Sihombing mengatakan, investor bisa mencermati SUN seri FR0063, FR0059, serta FR0061. Selain itu, investor bisa melirik juga SUN seri FR0062, FR0064 dan FR0065. Seri-seri tersebut memiliki valuasi diskon terbesar dari seri SUN dengan tingkat bunga tetap alias seri fixed-rate (FR) berdenominasi rupiah, sehingga potensial.

Ambil contoh, harga SUN seri FR0063, sejak akhir 2012 hingga kemarin (year to date), sudah minus 21,72%. Bahkan, harga SUN seri FR0062 , sudah terdiskon sebesar 29,69% secara year to date.

Begitu pula, SUN seri FR0064, harganya sudah terkoreksi 26,12% dibandingkan akhir tahun lalu. Pun, seri FR0065, harganya telah terdiskon hingga 27,28% dari akhir 2012.

Adapun seri obligasi yang berpotensi jual diantaranya seri FR0037, seri FR0039, dan seri FR0052. Ketiga seri tersebut diperkirakan akan menguat dalam jangka pendek sebelum keputusan Bank Indonesia (BI) terhadap suku bunga acuan atau BI rate.

- Kepemilikan asing di sukuk naik di November

Surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk makin digemari investor asing. Data teranyar otoritas jasa keuangan (OJK) menunjukkan, dana investor asing di sukuk negara naik 37,08% hanya dalam tiga minggu.

Data tersebut mencatat, kepemilikan asing di sukuk negara pada pekan ketiga di November 2013 mencapai Rp 80,9 miliar. Nilai tersebut naik dibandingkan akhir Oktober yang hanya sekitar Rp 50,9 miliar.

Mayoritas kepemilikan asing di sukuk negara pada periode minggu III November merupakan investor korporasi dengan kepemilikan sebesar Rp 47,2 miliar. Sedangkan sisanya merupakan investor individual dengan kepemilikan Rp 3,7 miliar dan investor lainnya sebesar Rp 30 miliar.

Sementara itu, kepemilikan sukuk negara oleh investor lokal justru menyusut. Pada akhir Oktober lalu, investor lokal masih menggenggam sukuk negara sekitar Rp 9,63 triliun. Namun, pada minggu III November 2013, kepemilikan lokal tersebut hanya tersisa sebesar Rp 9, 55 triliun.

- Posisi IHSG

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih volatil. Kemarin, IHSG anjlok 1,11% ke level 4.241,30. Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa regional Asia, tercermin dari indeks MSCI Asia Pasifik yang , turun 1,3% ke level 140.

Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi mengatakan, IHSG terkoreksi karena nilai tukar rupiah yang tidak kunjung menguat. Investor juga berspekulasi bahwa Bank Indonesia akan menaikkan BI rate bulan ini. "Investor cenderung berhati-hati," kata Lanjar.

Lanjar memprediksi, gerak IHSG, hari ini, akan dipengaruhi oleh sejumlah data ekonomi seperti PDB Eropa serta data ADP employment change dan neraca perdagangan AS.

- Posisi Wall Street

Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS kembali dilanda aksi jual tadi malam (4/12). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,1% menjadi 1.792,81. Sebelumnya, indeks acuan AS ini bergerak fluktuasi dengan kenaikan sebesar 0,3% dan turun 0,9%.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2% menjadi 15.889,77. Transaksi tadi malam melibatkan 6,6 miliar saham. Angka tersebut 7,6% di bawah transaksi rata-rata tiga bulanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×