Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja ciamik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut mengangkat imbal hasil reksadana saham. Bahkan, beberapa reksadana saham berhasil mencetak kinerja lebih moncer dari IHSG, yang naik sekitar 10,06% pada semester satu lalu.
Mengacu data Infovesta Utama, produk reksadana saham yang memberikan return paling tinggi adalah Syailendra Mid Cap Alpha Fund. Imbal hasilnya mencapai 58,51%. Disusul reksadana DMI Dana Saham Syariah dan KAM Kapital Syariah di posisi kedua dan ketiga.
Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, produk reksadana yang sukses mencetak kinerja terbaik ternyata memiliki dana kelolaan di bawah Rp 500 miliar. Artinya, produk tersebut banyak mengandalkan saham berkapitalisasi menengah.
Selain itu, kinerja reksadana saham syariah pun tak kalah mengesankan. Ini berkat dukungan saham komoditas yang berhasil melaju kencang di kuartal I-2017. Namun patut digarisbawahi, kinerja saham komoditas di triwulan II tidak setinggi periode sebelumnya.
Pelaksana Tugas CEO Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana sepakat kinerja saham sektor komoditas mumpuni di paruh pertama 2017. Perusahaan ini pun berhasil menempatkan salah satu produknya di jajaran lima besar reksadana saham dengan kinerja terbaik, yakni Sucorinvest Equity Fund.
Jemmy menjelaskan, reksadana saham besutan Sucor tersebut lebih banyak menempatkan dana kelolaan pada sektor keuangan dan infrastruktur. Apalagi saham sektor infrastruktur mencatatkan pertumbuhan signifikan. Contohnya saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang mencatatkan kenaikan harga sekitar 30% sejak awal tahun.
Sektor unggulan
Selain itu, demi mendapat kan return maksimal, Sucor juga melakukan trading. "Kami melakukan trading meskipun tidak setiap hari. Tetapi lumayan, dengan melihat kondisi saham sedang naik harganya, bisa kami jual dan begitu sebaliknya," tambah Jemmy.
Dengan strategi tersebut, Jemmy optimistis reksadana Sucorinvest Equity Fund bisa mencetak imbal hasil mencapai 30% hingga akhir tahun.
Sementara itu, untuk mengerek imbal hasil lebih maksimal, Wawan melihat para manajer investasi masih bisa mengandalkan sektor keuangan pada semester dua ini. Selain itu, sektor infrastruktur, terutama bidang komunikasi, bisa jadi pilihan lain di sampung sektor consumer goods yang cenderung defensif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News