Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan terakhir pekan ini. Jumat (26/1), kurs rupiah spot berada di Rp 14.358 per dolar AS.
Kurs rupiah melemah 0,49% jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin. Kurs rupiah spot melemah 0,88% dalam sepekan. Bahkan, nilai tukar rupiah menyentuh level paling lemah dalam lebih dari tiga pekan terakhir.
Reny Eka Putri, ekonom Bank Mandiri menyebut, pergerakan rupiah selama satu pekan terakhir dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi AS yang tinggi. "Sehingga, ini memunculkan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat," ujar dia, Jumat (26/11).
Baca Juga: Tertekan kabar varian baru Covid-19, IHSG longsor 2,06% pada Jumat (26/11)
Setali tiga uang, analis DC Futures Lukman Leong menilai, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed menyebabkan dolar AS mendominasi kurs mata uang selama satu pekan terakhir. Namun, pada saat yang bersamaan, kasus Covid-19 di Eropa menjadi perhatian baru para pelaku pasar.
"Jadi, di satu sisi ada sikap hawkish The Fed yang menimbulkan risk appetite. Di sisi lain, perkembangan Covid-19 di Eropa menyebabkan risk aversion," terang Lukman.
Baca Juga: IHSG merosot 2,36% sepekan ke 6.561 hingga Jumat (26/11)
Reny menambahkan, beberapa petinggi The Fed menyampaikan pernyataan bernada hawkish sehingga membuat pasar kembali memegang dolar AS. "Tren indeks dolar juga menguat, mengindikasikan dominasi kekuatan dolar AS terhadap sebagian besar major currencies," ujar Reny.
Gabungan sentimen tersebut masih akan menyebabkan rupiah dan kurs negara berkembang volatile. Sikap pasar yang menanti data NonFarm Payroll (NFP) menambah potensi volatilitas tersebut.
Untuk pekan depan, Lukman memperkirakan rupiah akan mengawali pergerakannya pada rentang Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS.
Baca Juga: Kurs rupiah Jisdor melemah 0,30% sepekan ke Rp 14.280 per dolar AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News