kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.081   97,33   1,39%
  • KOMPAS100 1.057   16,61   1,60%
  • LQ45 831   13,59   1,66%
  • ISSI 214   2,10   0,99%
  • IDX30 423   7,32   1,76%
  • IDXHIDIV20 510   8,15   1,62%
  • IDX80 120   1,80   1,52%
  • IDXV30 125   0,63   0,51%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Si karyawan perkebunan yang lincah investasi saham


Selasa, 23 Januari 2018 / 15:45 WIB
Si karyawan perkebunan yang lincah investasi saham
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cerita manis dari pasar saham juga dirasakan oleh Weli Gunawan. Karyawan perusahaan perkebunan ini merasakan memetik profit, buah hasil kedisiplinan dan dibantu tools tepat.

Maklum saja, investasi saham dikenal dengan high risk high return. Namun, risiko pun bisa diminimalkan asal tahu caranya.

Weli Gunawan bercerita mulai trading saham di awal 2008. Awalnya, tertarik karena diajak teman-teman yang sudah terjun dulu.

Pengetahuan pun kala itu masih minim. Namun, ia malah nekat trading dengan nilai yang cukup lumayan untuk pemula yakni Rp100 juta.

"Sepertinya menggiurkan lalu tertarik. Benar-benar tidak ada belajar, jalan begitu saja. Nah, nah di tahun 2008, bursa kan sempat crash. Saya sadar, dan akhirnya mulai belajar setelah setahunan," ucap Weli, Selasa (23/1)

Lantaran tidak belajar dan tidak punya bekal, di awal trading, kalaupun untung, dia merasa semata-mata faktor keberuntungan. Namun setelah dipelajari, ternyata naik turun saham pun ada penyebab, bahkan dengan alat bisa diprediksi arah pergerakannya.  "Jadi, bukan semata tebakan juga," imbuhnya.

Sebagai trader yang sudah hampir 10 tahun bermain saham, ia tak memungkiri, di awal trading cenderung tidak bijak. Pertama, masuk dengan modal cukup besar. Kedua, tak punya pengalaman dan hanya ikut ajakan teman.

Tak heran, karena minim pengalaman dan pengetahuan, modal yang ia gunakan, apalagi disusul pasar crash, sempat anjlok dalam. Namun, kata Weli, modalnya tak amblas karena pasar sempat rebound.

"Waktu itu sempat naik, lalu crash. Saya panik, tapi sempat rebound jadi modalnya tidak habis-habis banget, lah. Itu jadi pengalaman sekali," kenang Weli.

Nah, untuk pemula, kata dia, gunakan modal trading yang kecil terlebih dahulu untuk membiasakan diri. Jika sudah terbiasa dan tahu, maka modal bisa ditambah.

Dalam trading, kata Weli, memang kadang-kadang ada semacam beginner luck. Pas masuk langsung untung. Lalu serakah, tambah modal terus. Sampai akhirnya uang yang diperlukan untuk keperluan lain dimasukkan semua.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×