kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah pemegang saham, giliran pemegang obligasi AISA yang gigit jari


Selasa, 28 Agustus 2018 / 21:02 WIB
Setelah pemegang saham, giliran pemegang obligasi AISA yang gigit jari
ILUSTRASI. Logo PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah pemegang saham, kini giliran pemegang obligasi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang dibuat harap-harap cemas karena nasibnya menggantung. Sebab, Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) untuk Obligasi TPS Food I 2013 dan Sukuk Ijarah TPS Food I 2013 tak kuorum.

Lucunya, tidak kuorumnya RUPO bukan karena tidak ada peserta rapat yang hadir. Tapi, karena sebagian besar pemegang obligasi dilarang masuk.

Mereka tidak diperkenankan masuk bahkan sejak dari meja resepsionis. Pemilik gedung yang tidak memperkenankan masuk.

Cerita makin lucu, karena bukan hanya pemegang obligasi yang dicegat. Hengky Koestanto pun tidak diizinkan masuk. Padahal, dia merupakan Komisaris AISA.

"Ada sekitar 65% pemegang obligasi yang bersama saya tadi," ujar Hengky kepada Kontan.co.id, Selasa (28/8). Padahal, komisaris menjadi salah satu pihak selain direksi yang juga diundang oleh wali amanat.

Tahu hanya dewan direksi yang bakal memimpin rapat, sebagian pemegang obligasi lainnya pun ogah masuk. Sebab mereka sudah tak lagi percaya dengan dewan direksi. Alasannya, alih-alih untuk membayar utang, banyak duit yang justru masuk ke perusahaan milik Joko Mogoginta.

Meski baru secara lisan, pemegang obligasi sejatinya setuju untuk menanti pembayaran bunga obligasi yang gagal bayar (default). Mereka juga tak keberatan jika nakhoda baru AISA nanti terpaksanya melakukan restrukturisasi.

Yang menjadi masalah adalah, perlu melihat sejumlah data historis untuk merapikan rencana tersebut. Sayangnya, dewan komisaris kini tak lagi diberi akses untuk masuk ke kantor AISA.

Ibarat bus, izin si supir untuk mengemudikan bus sudah ditarik oleh pemilik bus. Tapi, si supir ini tidak mau turun. padahal, ditariknya izin tersebut sudah sesuai peraturan dan memenuhi semua aspek legalitas.

Meski demikian, Hengky memastikan akan terus membereskan persoalan ini. "Tentu dengan melalui pintu depan, sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku," imbuhnya.

Joko belum bersedia memberikan komentarnya terkait drama yang kembali terjadi dalam RUPO kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×