Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Aksi profit taking menekan mata uang rupiah di hadapan dollar AS. Rupiah melemah meski dikelilingi sentimen positif.
Di pasar spot, Jumat (30/6) nilai tukar rupiah melemah 0,14% ke Rp 13.348 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat (23/6) melemah 0,13% ke Rp 13.319 per dollar AS.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah seharusnya mendapat dukungan dari sisi global, yakni melemahnya dollar AS serta kenaikan harga minyak mentah. Tetapi pelaku pasar melakukan aksi profit taking di saat libur panjang hari raya Idul Fitri.
Pergerakan rupiah menanti data inflasi Juni yang dirilis awal pekan ini. Faisyal memperkirakan inflasi bulanan akan meningkat setelah Ramadan dan Idul Fitri. "Tetapi tingkat inflasi tahunan kemungkinan turun karena harga pangan terlihat stabil," imbuhnya.
Sementara pelemahan dollar AS dapat berlanjut di tengah isu pengetatan moneter sejumlah Bank Sentral dunia, seperti Bank of England (BOE), Europe Central Bank (ECB) serta Bank of Japan (BPJ).
Pengetatan moneter tersebut kemungkinan akan membuat USD melemah di hadapan sejumlah mata uang utama dan berimbas positif pada rupiah. Apalagi ditambah dengan tekanan internal Amerika Serikat (AS) lantaran tertundanya voting Undang-undang kesehatan.
Meski demikian, usai libur Lebaran ini, Faisyal memperkirakan rupiah akan menguat pada perdagangan Senin (3/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News