kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Setelah divestasi, KBLV lunasi utang Rp 200 miliar


Rabu, 29 Oktober 2014 / 16:04 WIB
Setelah divestasi, KBLV lunasi utang Rp 200 miliar
ILUSTRASI. Salah satu cara membuat dapur rapi adalah segera membuang bahan masakan yang sudah tak layak konsumsi


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT First Media Tbk (KBLV) akan segera mengeksekusi divestasi saham anak usahanya, PT Link Net Tbk (LINK). Duit segar yang diperoleh dari kegiatan ini antara Rp 1,36 triliun hingga Rp 2 triliun.

"Sebagian dana tersebut akan kami gunakan untuk pelunasan sejumlah utang," ujar Wakil Direktur Utama KBLV, RabuĀ (29/10).

Catatan saja, berdasarkan laporan keuangan KBLV semester I lalu, posisi utang perseroan sebesar Rp 1,8 triliun. Dari angka tersebut, ada utang sekitar Rp 200 miliar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Sehingga, pasca divestasi, utang KBLV akan berkurang menjadi Rp 1,6 triliun dari sebelumnya Rp 1,8 triliun.

Namun, Irwan masih enggan merinci utang mana yang bakal dilunasi. "Masih akan kami evaluasiĀ lagi utang mana yang harus dilunasi dalam waktu dekat," imbuhnya.

Siang tadi, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KBLV menyetujui rencana divestasi 11% LINK. Jumlah 11% saham itu terbagi kedalam dua skema. Pertama, sebesar 7,45% didivestasi melalui skema private placement, dan kedua, sebesar 3,55% akan dilepas untuk hak opsi kepada pihak ketiga, yakni Credit Suisse.

Jika hanya divestasi dengan skema private placement yang dilakukan, maka KBLV hanya memperoleh duit segar Rp 1,36 triliun. Sementara, jika opsi hak pihak ketiga ikut dieksekusi, maka KBLV akan meraup dana segar hingga Rp 2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×