Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Bursa Hong Kong mencatatkan penurunan terbesar dalam tujuh bulan terakhir pada awal pekan ini (29/9). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.15 waktu Hong Kong, indeks Hang Seng anjlok 2,2%. Ini merupakan penurunan harian terbesar sejak 4 Februari lalu.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Hong Kong. Beberapa di antaranya Luk Fook Holdings International Ltd yang merosot 5%, HSBC Holdings Plc turun 1,5%, Hong Kong Exchange & Clearing Ltd turun 3,5%, dan Wharf Holdings Ltd turun 6,1%.
Adapun sentimen yang mempengaruhi bursa Hong Kong adalah aksi demonstrasi ribuan warga Hong Kong yang berlangsung sejak Minggu (28/9) kemarin. Bahkan sempat terjadi kericuhan saat polisi Hong Kong menggunakan gas airmata untuk membubarkan demonstran.
Para demonstran yang pro-demokrasi mengatakan bahwa China mengingkari janjinya untuk menjaga independensi Hong Kong di bawah "satu negara, dua sistem" yang disepakati ketika pemerintahan kolonial Inggris mengakhiri penjajahannya hampir 20 tahun yang lalu.
Aksi demonstrasi ini didorong oleh keputusan pemerintah China pada bulan lalu bahwa kandidat untuk kepala eksekutif dan walikota pada pemilihan 2017 mendatang, harus diperiksa oleh komite. Ini merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk menghasilkan pemimpin baru yang dianggap efektif dipilih sendiri oleh pemerintah di Beijing.
"Seiring dengan sentimen yang ada, pelaku pasar sepertinya masih sangat berhati-hati dalam bertransaksi. Ini merupakan situasi yang sangat tidak biasa di Hong Kong. Dalam jangka pendek, akan terjadi kejutan di pasar saham. Namun, yang lebih penting adalah melihat aspek-asepk penting lainnya seperti fundamental dan valuasi saham," urai Tai Hui, chief Asia Market strategist JPMorgan Asset Management.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News