Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Munculnya seri baru yang diproyeksikan akan menjadi seri acuan di tahun depan menyebabkan lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (2/7) berlangsung lebih ramai.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk pada lelang SUN sore ini sebesar Rp 62,09 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dari jumlah penawaran di lelang SUN dua pekan sebelumnya yang sebesar Rp 54,79 triliun.
Seri FR0080 menjadi seri baru yang ditawarkan dan berhasil memperoleh jumlah penawaran masuk sebesar Rp 16,93 triliun. "Investor memburu FR0080 sebagai antisipasi seri yang akan menjadi benchmark tenor 15 tahun di tahun depan," kata I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Sekuritas, Selasa (2/7).
Setelah lelang, Made memproyeksikan pergerakan harga SUN berpotensi lompat. Jelang lelang SUN tadi siang, kondisi pasar obligasi cenderung bergerak sideways dan rupiah justru bergerak melemah ke Rp 14.139 per dollar AS, per Selasa (2/7).
Pada lelang SUN dua pekan depan, Made memproyeksikan seri FR0080 akan kembali ditawarkan untuk menggantikan FR0068. "Seri FR0068 tidak ditawarkan lagi karena yield sudah tinggi di 7,99% sementara, seri penggantinya FR0080 memiliki yield rata-rata tertimbang 7,65%, artinya pemerintah juga bisa menghemat cost of fund," kata Made.
Namun, Made memproyeksikan dalam lelang SUN dua pekan depan, pemerintah akan menahan penyerapan FR0080 karena masih akan fokus menambah outstanding dari seri FR0077 dan FR0078.
Meski jumlah penawaran yang masuk bertambah, pemerintah kali ini menurunkan penyerapannya menjadi Rp 22,15 triliun dari Rp 24 triliun di lelang SUN dua pekan lalu.
Menurut Made, pemerintah memang memiliki strategi dalam mengatur target penyerapan yang masih cukup banyak di masa mendatang. "Jika pemerintah hari ini menyerap banyak maka pemerintah perlu meningkatkan yield agar menarik investor," kata Made.
Untuk lelang SUN dua pekan depan, Made memproyeksikan asing masih akan tertarik dengan tawaran yield pasar obligasi domestik. Namun, risiko tetap ada karena yield US Treasury tenor 10 tahun yang sempat turun ke bawah 2%, per Selasa (2/7) sudah kembali naik ke level 2%. Hal ini tersebut dipengaruhi oleh kesepakatan dagang AS dan China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News