kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Seret, serapan capex Wijaya Karya (WIKA) belum mencapai Rp 1 triliun


Rabu, 03 Juli 2019 / 16:40 WIB
Seret, serapan capex Wijaya Karya (WIKA) belum mencapai Rp 1 triliun


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serapan belanja modal alias capital expenditure (capex) PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) hingga pertengahan tahun ini belum sampai Rp 1 triliun. Padahal WIKA menyiapkan anggaran capex untuk tahun ini sebesar Rp 22 triliun.

"Saya lupa angkanya tetapi pertengahan tahun masih belum sampai Rp 1 triliun serapannya, karena kami masih banyak produksi-produksi yang harus dihabiskan carryover tahun lalu," kata Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya, Rabu (3/7).

Tapi, Mahendra optimistis WIKA akan memiliki daya serap capex yang tinggi pada semester dua tahun ini. Pasalnya masih banyak proyek non-investasi dari tahun lalu yang harus dihabiskan, sementara proyek investasi baru didapatkan pada akhir tahun lalu sehingga saat ini masih dalam proses desain. "Tapi nanti semester dua saat design sudah selesai, procurement sudah jalan nah itu serapan capex besar," kata dia.

Selain itu, realisasi nilai kontrak baru dari WIKA hingga pertengahan Juni kemarin juga baru tercapai 22,6% dari target Rp 61,74 triliun. WIKA memperoleh kontrak baru sebesar Rp 13,96 triliun.

Raihan kontrak baru terbesar diperoleh dari segmen energy dan industrial plant sebesar Rp 6 triliun, segmen infrastruktur dan gedung sebesar Rp 5,28 triliun, segmen industri sebesar Rp 2,10 triliun diikuti segmen properti sebesar Rp 572,49 miliar.

Seretnya realisasi tersebut, jelas Mahendra, berkaitan dengan proses pemilu. Beberapa proyek yang kemarin sudah tersedia belum di-bidding. "Karena masih menunggu proses election selesai. Itu sudah siap untuk di-launching di semester kedua," imbuh Mahendra.

Dengan kondisi tersebut, WIKA tetap optimistis target realisasi kontrak baru tahun ini akan tercapai. Selain itu, Mahendra juga menyebut belanja ekuitas alias equity spending WIKA sudah Rp 5,9 triliun sehingga masih memiliki kapasitas capex sekitar Rp 15 triliun.

"Dengan kemampuan capex spending seperti itu, kemampuan kami untuk menyasar proyek investasi yang unsolicited juga bisa, sehingga kami masih optimistis target tercapai," jelas dia.

Pada paruh kedua tahun ini, WIKA menargetkan perolehan kontrak baru dari proyek energi, infrastruktur terutama tol dan proyek mass rapid transit (MRT) tahap II. Mahendra menjelaskan MRT tahap II masih menjadi target utama dengan nilai mencapai Rp 22 triliun.

"Dan karena WIKA adalah salah satu kontraktor nasional pertama yang memiliki pengalaman mengerjakan MRT fase satu artinya peluang untuk bisa mendapatkan kontrak baru cukup besar," jelas dia.

Selain itu, emiten pelat merah ini juga membidik proyek di luar negeri seperti Afrika, Dubai, Filipina dan Taiwan. Adapun proyek di Afrika meliputi Pantai Gading, Senegal, Aljazair dan Rwanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×