Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 36,59 triliun sepanjang 2019. Jumlah tersebut setara dengan rasio yang ditetapkan Telkom, yakni 27% dari total pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp 135,57 trilliun.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, belanja modal tersebut utamanya digunakan untuk meningkatkan kapabilitas digital melalui pembangunan infrastruktur broadband yang meliputi base transceiver station (BTS) 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, serta jaringan backbone serat optik bawah laut dan terestrial. Sebagian capex tersebut juga digunakan untuk keperluan bisnis menara Telkom.
Baca Juga: Terdorong bisnis Telkomsel dan IndiHome, Telkom (TLKM) raih pendapatan Rp 135,57 T
Sepanjang tahun lalu, operator seluler milik Telkom, yakni Telkomsel membangun 23.162 BTS 4G LTE baru. Dengan begitu, per akhir 2019, Telkomsel mempunyai total BTS sebanyak 212.235 dengan 161.938 unit (76,3%) di antaranya adalah BTS 3G/4G.
Alhasil, layanan 4G LTE Telkomsel telah menjangkau lebih dari 90% populasi masyarakat Indonesia per akhir tahun lalu. Ririek meyakini, jumlah dan jangkauan BTS 4G ditambah dengan besarnya basis pelanggan dan peningkatan lalu lintas data akan menjadi pondasi untuk pertumbuhan positif kinerja Telkomsel pada 2020.
Terlebih lagi, menurut Ririek, pertumbuhan mobile broadband pada masa mendatang masih berpotensi meningkat cukup tinggi sejalan dengan semakin banyaknya pengguna mobile data. Rata-rata konsumsi mobile data di Indonesia saat ini masih relatif rendah, yakni 5,2 GB per pelanggan per bulan, sedangkan negara lain seperti Thailand atau India masing-masing sudah mencapai 13 GB dan 11 GB per pelanggan per bulan.
“Melihat hal tersebut, Telkom memperkirakan bahwa trafik data akan terus tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan seiring semakin beragamnya layanan digital, seperti games, video, advertising dan payment yang masih dalam fase awal pertumbuhan,” tutur Ririek dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/5).
Untuk fixed broadband, Telkom juga berkeyakinan bahwa permintaan layanan IndiHome masih akan tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang. Mengingat, penetrasinya di Indonesia masih cukup rendah, yakni kurang dari 15% dari populasi rumah tangga.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Telkom (TLKM) Tahun Ini Diproyeksi Masih Bisa Tumbuh
Telkom juga akan mengakselerasi domain digital platform dengan cara mengembangkan layanan data center & cloud yang mengarah pada smart platform sebagai enabler berbagai layanan dan solusi ICT. Selanjutnya, produk-produk digital service akan dikembangkan secara selektif, termasuk melalui akuisisi maupun kemitraan yang didukung secara sinergis oleh digital platform dan digital connectivity.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News